Kamis 27 Aug 2020 18:50 WIB

Kombinasi Obat Hepatitis Berpotensi Efektif Lawan Covid-19

Pemberian kombinasi obat hepatitis dapat turunkan durasi rawat inap pasien Covid-19.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Penanganan pasien Covid-19 (ilustrasi). Pasien yang menerima kombinasi obat antihepatitis, yakni sofosbuvir atau daclatasvir, memiliki masa rawat inap yang lebih singkat, yaitu rata-rata lima hari.
Foto: AP
Penanganan pasien Covid-19 (ilustrasi). Pasien yang menerima kombinasi obat antihepatitis, yakni sofosbuvir atau daclatasvir, memiliki masa rawat inap yang lebih singkat, yaitu rata-rata lima hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi terbaru mengungkapkan kombinasi obat sofosbuvir dan daclatasvir dapat membantu hasil terapi pasien Covid-19 dengan gejala sedang atau berat. Sofosbuvir dan daclatasvir merupakan kombinasi obat yang umum digunakan dalam terapi hepatitis C.

Ada tiga studi dalam Journal of Antimicrobial Chemotherapy yang menyoroti manfaat penggunaan sofosbuvir dan daclatasvir untuk terapi Covid-19. Ketiga studi ini berasal dari Iran.

Baca Juga

Dalam salah satu studi, tim peneliti melibatkan 66 pasien dan membagi mereka ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok terapi dan kelompok kontrol. Pasien di kelompok terapi menerima terapi sofosbuvir dan daclatasvirs, sedangkan kelompok kontrol tidak menerima terapi tersebut. Seluruh pasien tetap menerima perawatan standar untuk Covid-19.

Dalam waktu 14 hari, sebanyak 88 persen pasien dalam kelompok terapi mengalami pemulihan klinis. Dalam durasi waktu yang sama, ada 67 persen pasien yang mencapai pemulihan klinis di kelompok kontrol.

Selain itu, pasien dalam kelompok terapi juga memiliki durasi perawatan di rumah sakit yang lebih singkat. Mereka rata-rata hanya dirawat selama enam hari, sedangkan pasien di kelompok kontrol rata-rata membutuhkan waktu rawat inap delapan hari.

Studi lainnya juga melibatkan pasien Covid-19 yang dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama merupakan pasien yang menerima obat ribavirin, sedangkan kelompok kedua merupakan pasien yang menerima salah satu dari obat sofosbuvir atau daclatasvir. Seluruh pasien juga tetap menerima pengobatan standar untuk Covid-19, yaitu lopinavir atau ritonavir dan satu dosis hydroxychloroquine.

Hasil studi menunjukkan bahwa pasien yang menerima sofosbuvir atau daclatasvir memiliki masa rawat inap yang lebih singkat, yaitu rata-rata lima hari. Sedangkan pasien yang menerima ribavirin memiliki rata-rata lama rawat inap sembilan hari.

Angka mortalitas pada kelompok yang menerima sofosbuvir atau daclatasvir adalah enam persen. Sedangkan angka mortalitas pada pasien yang menerima ribavirin adalah 33 persen. Risiko kematian relatif pada pasien yang menerima sofosbuvir atau daclatasvir adalah 0,17 persen.

Hasil dari studi-studi ini menunjukkan bahwa penambahan sofosbuvir dan daclatasvir pada standar perawatan Covid-19 dapat menurunkan durasi rawat inap pasien di rumah sakit. Sebelumnya, studi dalam jurnal The Lancet juga menemukan bahwa obat antivirus hepatitis C dapat menangani pasien Covid-19 dengan efektif.

Iran diketahui telah mengembangkan sendiri pil yang mengandung sofosbuvir dan daclatasvir. Saat ini, Iran juga akan segera mengetes pil tersebut dalam uji klinis berskala besar.

"Studi yang lebih besar dan dirancang dengan baik dibutuhkan untuk mengonfirmasi hasil studi kami," jelas ketua tim peneliti dari Tehran University Shahin Merat, seperti dilansir Times Now News.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement