REPUBLIKA.CO.ID, MUSCAT -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo melakukan pertemuan dengan Sultan Oman Haitham bin Tariq al-Said pada Kamis (27/8). Momen itu dimanfaatkan Pompeo untuk mendorong Oman melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
Dalam unggahan di akun Twitter pribadinya, Pompeo mengatakan membahas beberapa isu dengan Sultan Haitham antara lain tentang pentingnya membangun perdamaian regional, stabilitas, dan kemakmuran melalui Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang bersatu. Mereka turut membicarakan kerja sama bilateral.
"Aspek kerja sama bilateral yang ada antara Kesultanan (Oman) dan AS ditinjau dalam kerangka hubungan kuat yang mengikat mereka dan masalah kepentingan bersama," kata Oman News Agency dalam laporannya.
Kendati tak diungkap secara eksplisit, kedatangan Pompeo ke Oman membawa misi khusus, yakni mendorong dan meyakinkan negara tersebut untuk melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel. Sebelum ke Oman, Pompeo telah terlebih dulu berkunjung ke Israel, Sudan, dan Bahrain.
Pompeo gagal mendorong Sudan dan Bahrain untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Raja Bahrain Hamad bin Isa Al-Khalifa telah menyatakan negaranya tetap berkomitmen terhadap solusi dua negara dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina. Dia teguh pada posisinya, yakni mendukung pembentukan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Sementara Sudan sedang dijalankan oleh pemerintahan transisi pasca igulingkannya mantan presiden Omar al-Bashir. Juru bicara pemerintah transisi Sudan Faisal Saleh mengatakan pemerintahan saat ini tidak memiliki mandat untuk memutuskan apakah akan melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel.
Israel berhasil mencapai kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab (UEA) pada 13 Agustus lalu. Hal tersebut tercapai dengan bantuan mediasi dari AS. Itu merupakan kesepakatan damai pertama Israel dengan negara Arab dalam 26 tahun.
Menurut Putra Mahkota UEA Sheikh Mohammad bin Zayed Al Nahyan kesepakatan normalisasi itu sengaja dibuat untuk menghentikan rencana aneksasi Israel terhadap wilayah Palestina.
Di bawah kesepakatan dengan UEA, Israel memang sepakat menangguhkan rencana aneksasi Tepi Barat. Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menegaskan bahwa rencana tersebut tak sepenuhnya disingkirkan.
Menteri Intelijen Israel Eli Cohen mengatakan terdapat beberapa negara Arab yang berpotensi mengikuti langkah UEA dalam membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Bahrain dan Oman adalah dua di antaranya. Cohen pun menyebut negaranya dapat menjalin kesepakatan normalisasi hubungan dengan Sudan dalam waktu dekat.
“Perjanjian normalisasi dengan Sudan akan segera hadir. Perjanjian bersejarah ini dapat ditandatangani sebelum tahun baru," kata Cohen kepada Israeli Public Broadcasting Corporation (KAN) pada 16 Agustus lalu.