REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian ESDM sudah memproyeksikan produksi batu bara. Tahun depan produksi batu bara dipatok sebesar 609 juta ton.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Ridwan Djamaludin menjelaskan perhitungan target produksi ini berdasarkan dari kapasitas produksi perusahaan tambang dan juga memperhitungkan kebutuhan pasar baik domestik maupun ekspor.
"Setelah melakukan perhitungan baik permintaan maupun kebutuhan dalam negeri diputuskan produksi batu bara pada tahun depan sebesar 609 juta ton," ujar Ridwan dalam rapat bersama Komisi VII DPR RI, Kamis (27/8).
Ridwan pun menjelaskan dari total produksi tersebut rencannya 441 juta ton merupakan alokasi ekspor. Sedangkan untuk kebutuhan dalam negeri sebesar 168 juta ton.
"Proyeksi kebutuhan domestik ini dihitung dari peningkatan kebutuhan batu bara pada sektor industri, listrik semen dan juga smelter," ujar Ridwan.
Ia merinci tahun depan PLN paling tidak membutuhkan 121 juta ton untuk memasok semua PLTU yang ada. Sedangkan pabrik smelter membutuhkan 16,72 juta ton. Untuk sektor pupuk membutuhkan 1,73 juta ton.
Untuk semen membutuhkan 15,49 juta ton. Sektor tekstil dan kertas membutuhkan masing masing 6,54 juta ton dan 7,61 juta ton.