Kamis 27 Aug 2020 21:59 WIB

Benarkah Obesitas Meningkatkan Risiko Covid-19?

Pemerintah Inggris mendorong langkah-langkah baru untuk mengurangi obesitas.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Obesitas (ilustrasi).
Foto: Timesofindia
Obesitas (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Peneliti di Amerika Serikat (AS) menyebut obesitas membuat penyakit lain seperti diabetes dan tekanan darah tinggi lebih mungkin terjadi. Seiring dengan sistem kekebalan yang melemah, ini dapat membuat orang-orang ini lebih rentan terhadap Covid-19 yang parah.

Seperti dilansir di laman BBC, Kamis (27/8), mereka juga memperingatkan vaksin melawan virus corona bisa jadi kurang efektif pada orang gemuk. Ini didasarkan pada fakta bahwa vaksin flu tidak bekerja dengan baik pada mereka yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) di atas 30.

Tim dari University of North Carolina melihat data dari 75 penelitian dari seluruh dunia untuk penelitian mereka, termasuk hampir 400 ribu pasien. Mereka menemukan bahwa orang dengan obesitas dan Covid-19 dua kali lebih mungkin berakhir di rumah sakit dan 74 persen lebih mungkin untuk dirawat di perawatan intensif. Mereka juga lebih berisiko meninggal akibat penyakit yang disebabkan virus corona.

Studi dari Inggris telah menunjukkan risiko serupa untuk orang yang kelebihan berat badan. Untuk itu, pemerintah setempat mendorong langkah-langkah baru untuk mengekang obesitas.

Profesor Barry Popkin, yang memimpin penelitian dari departemen nutrisi di University of North Carolina, mengatakan peningkatan risiko obesitas dan Covid-19 jauh lebih tinggi dari yang diharapkan. Dia mengatakan makan yang lebih sehat harus menjadi prioritas di banyak negara, dengan lebih sedikit minuman manis dan lebih sedikit junk food dan makanan olahan dalam makanan masyarakat.

Obesitas dikaitkan dengan sejumlah penyakit yang juga membuat orang berisiko lebih tinggi terkena Covid-19. Ini juga dapat menyebabkan lebih banyak peradangan dalam tubuh, mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, dan lebih membebani organ lain, serta pernapasan.

"Peneliti vaksin harus melihat bagaimana hal itu memengaruhi individu yang mengalami obesitas," kata Prof Popkin tentang vaksin virus corona untuk melindungi dari Covid-19.

Dia prihatin bahwa vaksin, jika sudah siap digunakan, mungkin kurang efektif dalam populasi dengan persentase penderita obesitas yang tinggi. "Dengan obesitas yang meningkat di seluruh dunia dan 20 persen kelebihan berat badan atau obesitas di hampir semua negara, di Inggris dan AS mendekati 66 persen, memahami bagaimana pengobatan dan vaksin bekerja dalam kelompok ini 'sangat penting'," kata penelitian tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement