Jumat 28 Aug 2020 05:27 WIB

Banser Gerebek Yayasan, Waketum MUI: Ke Non-Muslim Toleransi

GP Ansor-Banser menggerebek Yayasan Al Hamidy yang diduga mengajarkan ideologi HTI.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Karta Raharja Ucu
Ilustrasi Banser
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Banser

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhyiddin Junaidi memantau penggrebekan yang dilakukan GP Ansor dan Banser Bangli, Pasuruan pada Yayasan Al Hamidy-Al Islamiyah yang diduga menganut paham khilafah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Muhyiddin mengingatkan agar Muslim mengedepankan dialog sesuai ajaran Alquran dan Sunnah.

Muhyiddin memandang sesama umat Islam seharusnya mengutamakan jalan damai dan kemaslahatan. Ia meyakini ajaran Islam penuh muatan nilai, norma terkait toleransi dan saling memaafkan dengan pendekatan persuasif dan komunikasi yang intensif.

"Jika kepada non-Muslim kita mampu menunjukan toleransi dan kedewasaan, kok sesama umat Islam justru bertolak belakang," kata kiai Muhyiddin pada Republika.co.id, Kamis (27/8).

Muhyiddin meminta kepada pemerintah dan penegak hukum agar cepat mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi akibat gesekan masyarakat di Pasuruan. "Kita wajib mengedepankan dialog dan musyawarah untuk mencapai solusi terbaik, terutama di bulan Muharram, tahun baru Islam 1442 H," ujar Muhyiddin.

Muhyiddin mengingatkan agar semua pihak yang terlibat mengutamakan kepala dingin dalam menghadapi masalah. Ia khawatir ada oknum yang sengaja memancing keributan dengan memanfaatkan kasus ini.

"Kedua pihak diminta agar menahan diri dan meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan provokasi pihak tertentu yang sengaja menciptakan kekacauan dan konflik horizontal, terutama sesama umat Islam," ucap Muhyiddin.

Sebelumnya, GP Ansor Bangli menemukan kalender dan bendera yang menyimbolkan HTI pada 20 Agustus. Selain itu, ditemukan pula foto Presiden Joko Widodo yang dicoret dan tak ada foto Wapres Ma'ruf Amin di lembaga yang menyediakan pendidikan Islam sejak dini hingga dewasa itu. Setelah melakukan penggrebekan, GP Ansor Bangli melanjutkan temuan itu dengan memproses hukum ke Polres Pasuruan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement