Jumat 28 Aug 2020 02:25 WIB

Subsidi Gaji Belum Tentu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Tingkat konsumsi terbesar sebenarnya ada pada masyarakat kelas atas..

Rep: Febryan A/ Red: Andi Nur Aminah
Bantuan gaji pekerja
Foto: Tim infografis Republika
Bantuan gaji pekerja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal berpendapat, kebijakan bantuan subsidi gaji bagi karyawan bergaji di bawah Rp 5 juta belum tentu bisa mendongkrak perekonomian nasional. Sebab, tingkat konsumsi terbesar sebenarnya ada pada masyarakat kelas atas, bukan pada masyarakat kelas menengah ke bawah yang kini sebagian mendapat subsidi.

Fithra mengatakan, kebijakan subsidi ini tentu baik bagi perekonomian. Saat ada dana yang dicairkan, tentu akan menggerakkan perekonomian. "Tapi apakah subsidi ini bisa mendongkrak ekonomi? Belum tentu," kata Fithra kepada Republika.co.id, Kamis (27/8).

Baca Juga

Fithra menjelaskan, subsidi gaji dan berbagai subsidi lainnya itu diberikan pemerintah kepada masyarakat miskin atau 40 persen lapisan bawah tengah. Kendati jumlahnya banyak, tapi konsumsi mereka tak terlalu dominan jika dihitung secara nasional. Apalagi konsumsi mereka tak terlalu turun saat pandemi ini. "Proporsi konsumsi yang dominan itu pada kelas atas atau 20 persen atas," kata Fithra. 

Namun, lanjut dia, konsumsi kelompok 20 persen ke atas juga menurun di tengah pandemi. Mereka mengurangi konsumsi dalam rangka memperhitungkan risiko ke depan. "Saya rasa, efek penggandanya akan terasa jika kita masuk ke (kelompok) yang 20 persen. Karena yang 20 persen ini lebih banyak di //supply side karena mereka //kan industrialis," ujar Fithra.