Jumat 28 Aug 2020 03:40 WIB

Suryakencana Resmi Jadi Pusat Kuliner

Para PKL telah sepakat untuk direlokasi.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Suryakencana Resmi Jadi Pusat Kuliner (ilustrasi)
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Suryakencana Resmi Jadi Pusat Kuliner (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mulai merealisasikan pusat kuliner di, Jalan Bata, kawasan Suryakencana (Surken), tepatnya di samping Plaza Bogor. Pemkot telah melakukan penataan pedagang kaki lima (PKL) dengan meluncurkan Teras Surken.

"Jadi trotoar dibersihkan sepanjang Surken, tetapi kuliner legenda yang puluhan tahun itu kita relokasi, kita sediakan ke tempat yang lebih layak," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto usai meresmikan Teras Surken, Kamis (27/8).

Bima menjelaskan, para PKL telah sepakat untuk direlokasi. Melalui Teras Surken, Bima mengatakan, PKL juga diuntungkan dengan semakin banyaknya pengunjung. "Karena lebih nyaman, engga kehujanan lebih bersih, lebih sehat juga," ucap Bima.

Pemerintah Kota Bogor, telah lama merencanakan kawasan Surken sebagai salah satu destinasi wisata di Kota Bogor. Sejak dua tahun terakhir, Pemkot Bogor gencar memperbanyak kawasan pedestrian.

Di Teras Surken, terhadap sejumlah pedagang mulai dari rujak uleg, soto kuning, hingga bir kotjok. Mereka yang menempati tenant mayoritas yang telah berjualan lebih dari 30 tahun.

Secara bertahap, Bima menjelaskan, pusat kuliner juga akan dibangun di tujuh koridor lain di Jalan Bata. Demikian, semakin banyak varian kuliner di kawasan Surken.

"Ini baru tahap awal. Berikutnya ada tujuh koridor (Jalan Bata). Kita akan tata juga. Demikian juga Lawang Seketeng dan Jalan Pedati," ucap dia.

Direktur Utama Perumda PPJ Kota Bogor Muzakir mengungkapkan, yang membedakan pusat kuliner di Teras Surken dengan pusat kuliner lain, yakni proses pembayaran. Pasalnya, transaksi yang dilakukan di Teras Surken menggunakan pembayaran nontunai.

"Transaksi menggunakan kartu debit atau QRIS. Jadi ini bisa menggunakan aplikasi dompet apapun. Gopay, OVO, E-Kujang, semua aplikasi sejenis bisa digunakan," ucap Muzakir.

Lebih lanjut, Muzakir memaparkan, PKL kuliner yang menempati tenant di Teras Surken tak dipungut sewa. PD Pasar, kata Muzakir, memanfaatkan keuntungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari hasil transaksi jual beli. "Jadi dulu harga, misalnya Rp 5 ribu akan dikenakan tambahan PPN 10 persen," ucap dia.

Muzakir mengakui, Teras Surken yang hanya diisi 38 tenant masih terlampau sedikit. Mengingat, awalnya terdapat sekitar 70 PKL yang harus direlokasi. Namun, pihaknya hanya mampu menampung 38 PKL kuliner yang ditempatkan di Jalan Bata.

"Karena yang di Surken kan juga gak semua PKL kuliner, ada buah, ada aksesori, macem-macem. Itu kita masukkan dalam pasar berdasarkan zona masing-masing," ucap Muzakir.

Dari jumlah tersebut, Muzakir menjelaskan, masih terdapat sejumlah PKL kuliner yang belum tertampung. Oleh karena itu, dia mengatakan, mereka akan ditempatkan di koridor satu sampai tujuh yang masih direncanakan pembangunannya.

Saat ini, dia menjelaskan, Pemkot Bogor telah melakukan pembangunan pedestrian di tujuh koridor Jalan Bata tersebut. Nantinya, dia mengatakan, akan mengajukan dana (Corporate Social Responsibility) dari berbagai instansi untuk membangun tenantnya.

"Jadi jalannya udah dibangun APBD. Nanti CSR bisa untuk bangun booth-boothnya," ungkapnya.

Sementara, berdasarkan data Dinas UMKM Kota Bogor terdapat 57 PKL kuliner di kawasan Surken yang direlokasi. Sebanyak 38 PKL kuliner telah menempati Teras Surken. Sementara, sisanya akan masuk di tujuh koridor di Jalan Bata.

"Koridornya proses pembuatan booth-booth, tetapi ini kan Covid-19 ditunda dulu,” ujar Kepala Dinas UMKM dan Koperasi Kota Bogor Samson Purba.

Samson merinci, tujuh koridor yang baru akan dibangun di Jalan Bata nantinya hanya akan ditempati oleh 18 PKL kuliner. Samson mengatakan, mereka yang menempati Teras Surken maupun di tujuh koridor lainnya merupakan PKL yang terpilih berdasarkan jenis makanannya. “Karena konsepnya sudah dibuat, artinya tidak semua terfasilitasi. Hanya beberapa pedagang terpilih saja,” kata Samson.

Kepala Dinas PUPR Kota Bogor Chusnul Rozaqi  menjelaskan, penataan kawasan Surken telah memperoleh bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) Rp 30 miliar. Namun, akibat Covid-19, bantuan itu harus ditunda terlebih dahulu.

"Kemarin sudah dapat Rp 30 miliar, sebenarnya kita bisa eksekusi di (Jalan) Pedati, Lawang Seketeng dan Ranggagading juga. Tapi belum bisa. Kan dananya masih ditarik," ucap Chusnul.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement