REPUBLIKA.CO.ID,PURWAKARTA — Musim kemarau berpotensi memberikan ancaman kekeringan di sejumpah daerah rawan. Sejumlah daerah pun mulai mengantisipasi potensi kekeringan yang bisa berakibat kekurangan air bersih.
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta memonitor desa di sejumlah Kecamatan yang merupakan daerah rawan kekeringan terutana, yang menyangkut kebutuhan air bersih. Ada puluhan desa yang rawan kekeringan di Purwakarta.
“Alhamdulillah hingga saat ini belum menerima laporan adanya daerah yang kekurangan air bersih di Purwakarta. Walaupun beberapa waktu lalu ada satu pemohon air bersih,” kata Kepala DPKPB Kabupaten Purwakarta, Wahyu Wibisono kepada Republika, Kamis (27/8).
Wibi, sapaannya, mengatakan meski demikian pihaknya mengantisipasi ancaman kekeringan pada musim kemarau ini. Kekurangan air bersih, sejauh ini menjadi salah satu persoalan yang acap kali menghantui sebagian besar masyarakat di wilayahnya saat musim kemarau tiba.
Menurutnya hasil pemetaan jajarannya, sampai saat ini ada puluhan desa yang rawan kekeringan. Desa-desa ini, tersebar di 10 kecamatan yang ada. Di antaranya, di Kecamatan Campaka, Cibatu, Bungursari, Tegalwaru, Maniis, Plered, dan sebagian wilayah di Kecamatan Purwakarta kota. Dia menjelaskan, data yang diperoleh dinasnya itu merupakan hasil laporan dari masing-masing desa. Data tersebut, sekaligus menjadi rujukan guna meminimalisasi kerugian dampak musim kering. Termasuk, rujukan penanggulangan krisis air bersih.
"Data tersebut, merupakan hasil pemetaan tahun lalu saat terjadi krisis air bersih. Makanya, di musim kemarau ini desa-desa tersebut yang paling di waspadai," tuturnya.
Ia mengatakan upaya yang akan dilakukan jajarannya jika terjadi krisis air di masyarakat, yakni memberikan bantuan jangka pendek berupa pengiriman air bersih. Dalam hal ini, pihaknya telah melakukan kordinasi lintas instansi, termasuk dengan PDAM setempat.
Wibi menambahkan, saat ini pihaknya juga telah menyebar imbauan ke masing-masing kecamatan. Jadi, mereka diminta untuk segera melapor jika di wilayahnya telah terjadi kekurangan air. Supaya, pihaknya bisa secepatnya kirim bantuan air bersih tersebut. Dalam upaya penanggulangan krisis air ini, pihaknya telah mengalokasikan anggaran Rp 75 juta.
"Jika sudah ada kasus kekeringan, terutama sumur warga mengering, biasanya sudah banyak laporan melalui sms center. Alhamdulillah, hingga akhir bulan ini belum ada," kata dia.
Dia berharap, solusi jangka pendek berupa bantuan air bersih ini air bisa sedikit membantu meringankan kesulitan warga. Terutama, untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Seperti, untuk memasak, minum, dan mencuci. Sehingga, warga tak perlu khawatir kekurangan air bersih saat kemarau ini.
Selain itu, tambahnya, pemerintah juga mewaspadai bencana alam yang biasa terjadi saat musim kemarau yakni angin puting beliung. Sejumlah wilayah yang rawan puting beliung, warganya pun diminta berhati-hati meskipun belum ada laporan puting beliung terjadi pada kemarau saat ini. Termasuk juga hembusan angin kemcang yang saat ini sering terjadi. “Terutama daerah dataran rendah seperti Kecamatan Campaka, Cibatu, dan Babakan Ciako,” ujarnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang juga telah memetakan daerah yang rawan kekeringan pada musim kemarau. Saat kemarau tiba, wilayah ini kerap mengalami kesulitan air bersih.
“Seperti wilayah Pangkalan, Pakisjaya, Tirtajaya, Tegalwaru, Telukjambe Barat (yang diwaspadai),” kata Kepala BPBD Kabupaten Karawang Yasin Nasrudin dikonfirmasi terpisah.
Menurutnya BPBD siap membantu masyarakat apabila mengalami kesulitan air bersih. Meskipun sampai saat ini belum ada laporan kesulitan air bersih. Namun di beberapa sawah mengalami kekeringan karena minimnya debit air di saluran irigasi. “Kalau sawah kan ditangani dinas pertanian. Kita BPBD membantu untuk air bersih bagi masyarakat yang kekeringan,” ujarnya.