REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika atau yang lebih dikenal dengan 4 Pilar MPR, dilakukan dengan beragam metode. Keragaman metode itu dilakukan oleh Ketua Badan Sosialisasi MPR, Syaifullah Tamliha.
Anggota MPR Syaifullah Tamliha dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini melakukan sosialisasi berbarengan dengan Hari Ulang Tahun (Haul) KH. Dr. Idham Chalid yang ke-98.
Idham Chalid merupakan pahlawan nasional. Banyak jabatan yang pernah dipegang oleh Idham Chalid. Pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo dan Kabinet Djuanda. Pernah menjadi Ketua Umum PBNU tahun 1956 hingga 1984 dan Ketua MPR/DPR Periode 1971-1977. Ia merupakan politisi PPP.
Sosialisasi dan peringatan haul diselenggarakan di Makam Idham Chalid yang berada di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 27 Agustus 2020. Hadir dalam kegiatan itu ratusan masyarakat Cisarua, mahasiswa PTIQ, pengurus GP Anshor dan Banser, serta rekan dan keluarga Idham Chalid.
“Kegiatan ini merupakan bentuk penghormatan kepada Bapak KH. Dr. Idham Chalid yang pernah menjadi Ketua MPR/DPR,” ujar Syaifullah Tamliha kepada wartawan. “Beliau juga merupakan pahlawan nasional,” tambahnya. Diungkapkan oleh pria asal Kalimantan Selatan itu, hari ini, 27 Agustus merupakan haul Idham Chalid. “Ia lahir pada 27 Agustus 1922,” paparnya. Dirinya berharap kegiatan yang digelar mampu memberikan semangat kepada semua bahwa perjuangan itu tidak berhenti, terus menerus, dan istiqomah untuk kepentingan bangsa dan negara.
Dalam kegiatan tersebut, Syaifullah Tamliha juga berharap dapat membangkitkan pemahaman kepada generasi muda tentang ketauladanan beliau sebagai Ketua Umum PBNU sekaligus politisi. Dengan menauladani Beliau kita harapkan terbentuk kader-kader bangsa yang mempunyai kapasitas, kapabilitas, dan integritas sehingga menjadi kader nasional yang handal di bidangnya. “Itulah harapan kita dalam rangka Haul ke-98 Idham Chalid,” tegasnya.
Terkait Sosialisasi 4 Pilar, Syaifullah Tamliha menceritakan banyak kontribusi Idham Chalid dalam memperkuat Pancasila sebagai dasar negara. “Adanya Eka Prasetya Pancakarsa merupakan salah satu kontribusi beliau,” ungkapnya. Kontribusi itulah yang membuat adanya P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila).
Disampaikan kepada para peserta sosialisasi dan peringatan haul, jangan sampai ada masyarakat yang mengaku merasa paling agamis atau pancasilais. “Hal demikian diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo saat membacakan Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR,” ujarnya. Dijelaskan oleh Syaifullah Tamliha, antara agama dan Pancasila saling berhubungan. Mengamalkan nilai-nilai agama itu sebenarnya sudah melaksanakan Pancasila. “Jadi jangan dibenturkan antara agama dan Pancasila,” tegasnya.