REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sumber tumpahan minyak yang terjadi di Kabupayen Kepulauan Seribu pada Senin (11/8), masih diselidiki. PT Pertamina Hulu Energi (PHE) memperkirakan hasil uji laboratorium keluar tiga pekan ke depan.
Peristiwa tumpahan minyak tersebut terjadi di tiga pulau di Kepulauan Seribu, yakni Pulau Tidung, Pari, dan Pramuka. Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu belum mengetahui sumbernya sehingga perlu uji laboratorium. Hingga proses pembersihan usai pada Kamis (27/8), pemeriksaan di laboratorium belum menuai hasil.
Media dan Relations Manager PHE, Yudy Nugraha mengatakan, hasil uji laboratorium hingga kini belum keluar. Dia memperkirakan sumber awal minyak mentah tersebut baru diketahui sumbernya sekitar tiga pekan ke depan. Di samping itu, saat ini PHE juga fokus evakuasi limbah untuk dibawa ke pabrik pengolahan limbah.
"Sepertinya (hasil uji laboratorium keluar) dua sampai dengan tiga pekan lagi," kata Yudy saat dikonfirmasi pada Kamis.
Tumpahan minyak di beberapa pulau sudah memberi dampak pada lingkungan. Suku Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (KPKP) Kabupaten Seribu, melaporkan biota laut, budidaya ikan, dan rumput laut warga banyak yang mati.
Kepala Suku Dinas KPKP Kepulauan Seribu, Devi Lidya, memperkirakan kerugian pencemaran lingkungan cukup besar. "Namun belum tahu tepatnya," katanya kala itu.
Terkait kompensasi atas peristiwa ini, PHE belum bisa memastikan. VP Relations PHE Ifki Sunarya menjelaskan, pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium sumber tumpahan menyiak. "Kita lihat sumbernya dari mana dulu," kata Ifki beberapa waktu lalu.
Proses pembersihan tumpahan minyak telah rampung. Selanjutnya, limbah dibawa ke pabrik pengolahan limbah di Karawang untuk dihancurkan. Hal ini dilakukan agar tidak mencemari lingkungan. Petugas terakhir melaporkan sudah mengumpulkan tumpahan minyak ke dalam 380 karung.