Jumat 28 Aug 2020 10:31 WIB

Masjid di Mesir Bersiap Gelar Sholat Jumat Kembali

Sholat Jumat di Mesir siap dilaksanakan kembali.

Masjid di Mesir Bersiap Gelar Sholat Jumat Kembali. Foto: Seorang turis Amerika melihat Masjid Agung Muhammad Ali Pasha di komplek Benteng, Kairo, Mesir, Rabu (18/3). Seperti banyak tempat lain di dunia, pandemi coronavirus sedunia bisa berakhir rentan di Mesir
Foto: AP / Nariman El-Mofty
Masjid di Mesir Bersiap Gelar Sholat Jumat Kembali. Foto: Seorang turis Amerika melihat Masjid Agung Muhammad Ali Pasha di komplek Benteng, Kairo, Mesir, Rabu (18/3). Seperti banyak tempat lain di dunia, pandemi coronavirus sedunia bisa berakhir rentan di Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, CAIRO -- Kementerian Agama Mesir menyatakan bahwa kampanye ekstensif telah dilaksanakan untuk membersihkan dan mensterilkan masjid di seluruh negeri. Hal itu sehubungan dengan persiapan untuk kembalinya sholat Jumat pekan ini setelah lima bulan absen.

Dilansir di Ahram Online, Jumat (28/8), pekan lalu, Perdana Menteri Mostafa Madbouly mengatakan bahwa negara akan mengizinkan sholat Jumat di masjid-masjid besar mulai 28 Agustus di bawah protokol virus corona jenis baru (covid-19).

Baca Juga

Ia menambahkan, langkah preventif akan terus dilakukan pada saat sholat harian, dan khutbah sholat mingguan yang ditetapkan hanya 10 menit. Sementara itu Kementerian Wakaf menangguhkan sholat di semua masjid pada 21 Maret, dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya yang bertujuan untuk mengekang wabah Covid-19.

Langkah itu dilakukan beberapa hari setelah Dewan Cendekiawan Senior di Al-Azhar, lembaga Islam Sunni terkemuka Mesir, mengatakan bahwa diizinkan berdasarkan hukum syariah untuk menangguhkan sholat berjamaah, termasuk sholat Jumat, untuk membendung penyebaran penyakit.

"Karena penyebaran virus yang cepat, mematikan, dan kurangnya obat, umat Islam dibebaskan dari menghadiri sholat Jum'at atau sholat masal di masjid," kata salah satu perwakilan dewan tersebut.

Kementerian, pada beberapa waktu lalu, menerbitkan foto-foto masjid yang sedang disterilkan dan dibersihkan dan tanda jarak diberlakukan. Kementerian juga mendesak semua jamaah untuk bekerja sama sepenuhnya dengan tindakan tersebut, dan pelanggaran dapat mengarah pada penutupan masjid dan tindakan hukum terhadap pelanggar.

Tindakan preventif tersebut antara lain wajib menggunakan masker, menjaga jarak sosial, dan penggunaan sajadah pribadi saja. Masjid akan dibuka hanya 10 menit sebelum shalat dan akan segera ditutup setelahnya.

Pusat Fatwa Internasional Al-Azhar mengimbau mereka yang memiliki penyakit hati, ginjal, jantung, atau dada, gangguan kekebalan tubuh, flu, demam tinggi, batuk, sesak napas, atau sakit tenggorokan untuk tidak menghadiri sholat Jumat di masjid. Hal itu juga ditegaskan bahwa jamaah dapat berdoa dan menghadiri khutbah Jumat sambil mengenakan masker.

Pada bulan Mei, Kementerian Wakaf, yang bertanggung jawab untuk mengelola masjid di seluruh negeri, memutuskan untuk mengizinkan sholat Jumat setiap pekan di satu masjid saja, di hadapan hanya 20 jamaah.

Khotbah dan doa pun disiarkan langsung di televisi dan platform media sosial. Pada Juni, masjid diizinkan untuk dibuka kembali untuk shalat harian untuk pertama kalinya sejak Maret, tetapi layanan sholat Jumat tetap terlarang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement