Jumat 28 Aug 2020 10:55 WIB

Jaksa Penuntut Rusia: Tak Ada Kejahatan dalam Kasus Navalny

Jaksa penuntut Rusia mengatakan tak perlu menyelidiki dugaan keracunan Navalny

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Jaksa penuntut Rusia mengatakan tak perlu menyelidiki dugaan keracunan Alexei Navalny. Ilustrasi.
Foto: nevor.net
Jaksa penuntut Rusia mengatakan tak perlu menyelidiki dugaan keracunan Alexei Navalny. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Jaksa penuntut Rusia mengatakan mereka tidak perlu menyelidiki dugaan kasus keracunan yang dialami oleh kritikus Kremlin, Alexei Navalny. Jaksa penuntut menyatakan mereka tidak menemukan tanda-tanda bahwa ada tindak kejahatan di balik dugaan keracunan tersebut.

Sejauh ini Kremlin menolak seruan penyelidikan dari Jerman, Amerika Serikat (AS), dan negara lainnya terhadap dugaan keracunan yang dialami Navalny. Kremlin mengatakan pihaknya tidak akan melakukan penyelidikan hingga dugaan keracunan itu dikonfirmasi secara pasti.

Baca Juga

Sementara, kantor Kejaksaan Agung Rusia menilai pihak berwenang Jerman setuju untuk bekerja sama dengan Rusia atas dugaan kasus keracunan tersebut. Kejaksaan Agung telah meminta Jerman untuk berbagi informasi tentang perawatan Navalny dan berjanji akan memberikan ganti rugi.

Unit transportasi Kementerian Dalam Negeri Siberia mengatakan pihaknya sedang melakukan penyelidikan awal setelah Navalny melakukan pendaratan darurat di kota Omsk. Mereka telah memeriksa kamar hotel tempat Navalny menginap di Tomsk dan menganalisis rekaman video pengawas di daerah tersebut. Pendukung Navalny berulang kali mengatakan mereka yakin Navalny telah diracun.

"Apa lagi yang dibutuhkan Kantor Kejaksaan agar mereka memiliki alasan untuk membuka penyelidikan?" ujar Lyubov Sobol, sekutu dekat Angkatan Laut.

Tim dokter rumah sakit Charite di Berlin telah melakukan pemeriksaan terhadap Navalny secara detail. Mereka menemukan zat beracun yang termasuk dalam kelompok penghambat kolinesterase dalam tubuh Navalny.

Tim dokter menyatakan Navalny sedang menjalani perawatan intensif dan dalam keadaan koma namun tetap stabil. Penghambat kolinesterase adalah sekelompok senyawa kimia yang digunakan dalam segala hal, mulai dari senjata kimia hingga pestisida.

Zat ini dirancang untuk membunuh serangga dan dapat digunakan sebagai obat untuk meringankan gejala Alzheimer dan jenis demensia lainnya. Zat tersebut dapat langsung menyerang saraf pusat.

Rumah sakit Charite menyebut Navalny saat ini dirawat dengan obat penawar atropin. Itu adalah obat yang sama yang digunakan oleh dokter Inggris untuk merawat mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia. Keduanya diracun dengan zat yang menyerang saraf pada 2018 di Salisbury, Inggris.

Navalny telah lama menjadi duri bagi Kremlin. Dia mengungkapkan kasus korupsi tingkat tinggi dan mobilisasi kerumunan pengunjuk rasa muda oleh pemerintah Rusia. Dia telah berulang kali ditahan serta digugat atas penyelidikannya terhadap korupsi dan dilarang mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2018.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement