Jumat 28 Aug 2020 12:25 WIB

PM Vietnam Minta Percepatan Visa Warga Asing dan Investor

Vietnam berupaya menangani masalah ekonomi dan sosial akibat pandemi

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
Orang-orang mengenakan masker di Bandara Internasional Noi Bai di Hanoi, Vietnam, 28 Juli 2020. Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc meminta sejumlah kementerian dan lembaga-lembaga negara itu untuk memantau dan mempercepat pemberian visa kepada para ahli dan investor asing. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/LUONG THAI LINH
Orang-orang mengenakan masker di Bandara Internasional Noi Bai di Hanoi, Vietnam, 28 Juli 2020. Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc meminta sejumlah kementerian dan lembaga-lembaga negara itu untuk memantau dan mempercepat pemberian visa kepada para ahli dan investor asing. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI — Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc meminta sejumlah kementerian dan lembaga-lembaga negara itu untuk memantau dan mempercepat pemberian visa kepada para ahli dan investor asing. Dalam pertemuan pada Kamis (27/8) dengan perwakilan dari sejumlah kementerian, lembaga, dan daerah, pemerintah mengusulkan untuk melanjutkan penerbangan komersial ke negara-negara tertentu dengan indeks keamanan terhadap ancaman Covid-19 yang masih tinggi.

Dilansir Bernama, Kementerian Keuangan Vietnam dilaporkan telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dalam menyusun rencana pemungutan biaya pengobatan Covid-19. Kementerian Luar Negeri akan terus berusaha membawa warga yang masih berada di luar negeri dan mendatangkan ahli dan investor asing ke negara Asia Tenggara ini dengan cara yang tepat dan fleksibel selama pandemi.

Baca Juga

Upaya besar diperlukan untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19, termasuk melakukan penutupan bisnis yang meluas, berdampak pada jumlah pengangguran meningkat di saat yang sama. Hal inilah yang membuat Phuc menyarankan untuk memperpanjang paket kesejahteraan sosial.

Jika bisnis dan produksi tidak dipromosikan dan masalah pekerjaan tidak ditangani, tingkat pengangguran yang tinggi akan terlihat, menyebabkan kekacauan sosial, pemimpin memperingatkan. Phuc mengulangi langkah-langkah dasar dalam upaya melawan pandemi Covid-19 seperti memakai masker di tempat umum dan menghindari pertemuan massal, sambil menunggu kerja sama internasional dalam penelitian vaksin.

Phuc mengutip survei yang dilakukan oleh Komisi Informasi dan Pendidikan Komite Pusat yang mengatakan 97 persen responden menyatakan dukungan mereka untuk pedoman dan tindakan yang diadopsi oleh pemerintah, perdana menteri, dan Komite Pengarah Nasional untuk Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19. Ia juga memuji upaya menangani wabah di 15 lokasi termasuk Da Nang, Ha Nam, Hai Duong, Ha Noi, Kota Ho Chi Minh, Khanh Hoa, dan Quang Nam.

Menunjuk transmisi lokal terbaru di provinsi utara Ha Nam, Phuc meminta kementerian dan lembaga, terutama kementerian kesehatan, untuk tetap waspada. Tidak seperti banyak negara lain, Vietnam bertindak bahkan sebelum mengonfirmasi kasus Covid-19 pertama. 

Vietnam menutup perbatasan negara lebih awal untuk hampir semua wisatawan dan orang-orang dari luar negeri, kecuali warga negara yang kembali dan mengharuskan siapa pun memasuki negara untuk melakukan karantina di fasilitas pemerintah selama 14 hari dan menjalani tes kesehatan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement