Jumat 28 Aug 2020 12:33 WIB

Resmikan YIA, Jokowi: Terbaik Saat Ini di Indonesia 

Bandara YIA dapat menampung 20 juta penumpang per tahun.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Friska Yolandha
Bandara Yogyakarta International Airport (YIA).
Foto: Yusuf Assidiq.
Bandara Yogyakarta International Airport (YIA).

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Yogyakarta International Airport (YIA), Kulon Progo, Jumat (28/8). Jokowi menyebut YIA merupakan bandara terbaik yang ada di Indonesia saat ini. 

"Ini pengerjaannya menurut saya terbaik saat ini di Indonesia. Tapi tidak tahu (nanti) kalau ada bandara baru yang lebih baik," kata Jokowi. 

Menurutnya, pengerjaan YIA dikerjakan dengan sangat cepat. YIA sebetulnya sudah beroperasi secara penuh sejak Maret 2020  yang ditandai dengan dipindahkannya seluruh penerbangan dari Bandara Adisutjipto ke YIA. 

"Alhamdulillah bandara ini telah selesai 100 persen. Bandara ini dikerjakan sangat cepat hanya 20 bulan, cepat sekali," ujarnya. 

Jika dibandingkan dengan Adisutjipto, panjang landasan panu atau runway YIA mencapai 3.250x45 meter, dengan lebar bahu runway 15 meter di tiap sisi. Spesifikasi runway ini mampu didarati pesawat berbadan besar seperti Boeing 777-300 dan Airbus A380.

"Kalau kita bandingkan dengana airport lama (Adisutjipto), panjang runway di sana 2.200. Yang di sini 3.250, jauh lebih panjang. Luas terminal yang lama 17 ribu meter persegi, di sini 219 ribu meter persegi," jelasnya. 

Selain itu, kapasitas penumpang di YIA juga lebih besar dibandingkan Adisutjipto. Jokowi menuturkan, YIA dapat menampung penumpang sebanyak 20 juta penumpang per tahun. 

Sedangkan, Adisutjipto hanya dapat menampung 1,6 juta penumpang per tahunnya. Bahkan, desain YIA sendiri disesuaikan dengan ornamen khas Yogyakarta. 

"Bukan tugas yang ringan, dan bandara baru ini di desain memiliki daya tahan terhadap gempa sampai hingga 8,8 SR. Bandara ini juga bisa menahan gelombang tsunami hingga ketinggian 12 meter," katanya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement