REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan tower baru Airnav Indonesia yang berada di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), Kulonprogo. Direktur Utama Airnav Indonesia Pramintohadi mengatakan tower tersebut memiliki delapan keunggulan dibandingkan dengan tower di Bandara Adi Sutjipto.
Pertama, kata dia, tower di YIA memiliki tinggi 39,5 meter, lebih tinggi dibanding tower di Bandara Adi Sutjipto yang setinggi 25 meter. “Ketinggian ini membuat pandangan pemandu lalu lintas udara atau air traffic controller// (ATC) lebih luas dan mampu memantau seluruh pergerakan area bandara,” kata Pramintohadi usai menghadiri peresmian dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (28/8).
Keunggulan kedua yakni tower di YIA dibuat dengan waktu 7,5 bulan saja sejak Januari hingga Agustus 2019, termasuk salah satu yang tercepat. Ketiga, Pramintohadi mengatakan, tower tersebut dibangun dengan kekuatan tahan gempa hingga 8,8 magnitudo.
Pramintohadi melanjutkan, keunggulan keempat yakni tower tersebut juga tahan terhadap tsunami dan dapat langsung beroperasi melayani penerbangan setelah tsunami berhenti. “Ini dikarenakan seluruh peralatan navigasi ditempatkan pada ketinggian 15 mdpl, sebab gelombang tsunami berada pada rentang 8 hingga 12,8 meter,” ungkap Pramintohadi.
Keunggulan kelima yakni tower tersebut ini dilengkapi dengan fasilitas peralatan navigasi penerbangan yang modern. Dia menuturkan menara pemandu lalu lintas penerbangan YIA dilengkapi dengan tower set, radar monitoring, radio VHF, telephone direct speech, dan Automatic Terminal Information Service (ATIS).
Lalu keunggulan keenam yaitu Airnav juga dapat melayani pendaratan pesawat berbasis satelit, yang biasa disebut Performance Based Navigation. Keunggulan ketujuh yaitu kapasitas landasan pacu di YIA 28 pergerakan per jam, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Bandara Adi Sutjipto sebanyak 17 pergerakan per jam.
“Dengan kapasitas tersebut, Bandara Adi Sutjipto melayani 280 sampai dengan 300 pergerakan pesawat udara per harinya. Sedangkan YIA, memiliki kapasitas runway 28 pergerakan pesawat udara per jam. Jadi bisa dibayangkan penambahan kapasitas pergerakan pesawat udara yang cukup signifikan dalam mendukung konektivitas udara untuk wilayah Yogyakarta,” ungkap Pramintohadi.
Keunggulan terakhir yakni alur penerbangan di YIA lebih lancar dibandingkan Bandara Adi Sutjipto. Dengan begitu jadwal penerbangan di Bandara Internasional Yogyakarta lebih teratur.
Pramintohadi menambahkan, dengan peresmian tersebut, wilayah ruang udara Yogyakarta saat ini memiliki dua bandar udara aktif. Sehingga, kata dia, dapat meningkatkan kapasitas penerbangan di wilayah tersebut.
Dia memastikan, Airnav juga menyiapkan skema operasional layanan navigasi penerbangan untuk kedua bandara tersebut. Sebab, Airnav mengoperasikan layanan navigasi penerbangan di kedua bandara tersebut secara bersama-sama.
“Bandara Adi Sutjipto akan beroperasi untuk slot penerbangan militer dan training. Sedangkan untuk YIA akan fokus melayani penerbangan komersial,” jelas Pramintohadi.
Untuk itu, dia menegaskan, Airnav akan memberikan layanan aerodrome control (ADC) untuk pesawat udara yang take-off dan landing di YIA melalui Menara Pemandu Lalu Lintas Penerbangan YIA. Sedangkan untuk pesawat udara di ruang udara Yogyakarta dengan ketinggian 4.000 sampai dengan 24.500 kaki akan dilayani oleh unit approach control (APP) yang bertempat di Bandara Adi Sutjipto yang telah dilengkapi dengan Radar Surveillance dengan coverage hingga radius 183 nautical miles.