REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP - Tinggi gelombang di laut selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta berpotensi mencapai kisaran 4-6 meter atau masuk kategori sangat tinggi.
"Tinggi gelombang tersebut disebabkan oleh peningkatan kecepatan angin akibat adanya perbedaan tekanan udara antara belahan bumi selatan dan belahan bumi utara," kata analis cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan, Jumat (28/8).
Ia menjelaskan dia, tekanan udara di belahan bumi selatan khususnya Australia tergolong tinggi, sedangkan di belahan bumi utara atau wilayah Asia bertekanan rendah. Menurut dia perbedaan tekanan udara tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan kecepatan angin di wilayah selatan Indonesia yang mencapai kisaran 8-25 knot dari arah timur-tenggara.
Ia mengatakan kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Pulau Enggano, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Pulau Jawa, Laut Banda, dan Laut Arafuru.
"Terkait dengan kondisi tersebut, hari ini (28/8) kami mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di laut selatan Jabar, Jateng, dan DIY yang berlaku hingga tanggal 30 Agustus 2020, pukul 07.00 WIB. Peringatan dini gelombang tinggi tersebut akan kami perbarui jika ada perkembangan lebih lanjut," katanya.
Menurut dia, peringatan dini gelombang tinggi tersebut berlaku untuk wilayah perairan selatan Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Pangandaran, Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Yogyakarta serta Samudra Hindia selatan Sukabumi hingga Yogyakarta.
Oleh karena itu, Rendi mengimbau kepada seluruh pengguna jasa kelautan untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gelombang tinggi serta memerhatikan risiko keselamatan pelayaran.
"Bagi masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi, kami imbau untuk tetap selalu waspada," katanya.