REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), M Jusuf Kalla mengatakan, cepat atau lambat akan terjadi kesulitan ekonomi di Tanah Air. Indonesia dan semua negara di dunia kini tengah menghadapi pandemi covid-19 yang turut berdampak pada sektor ekonomi.
"Cepat atau lambat akan terjadi kesulitan ekonomi, syukur-syukur tidak resesi. Apabila resesi, apa yang terjadi antarperbankan syariah, itu harus dibicarakan risikonya," kata Jusuf Kalla, pada kesempatan berbicara sebagai pembuka diskusi 'Optimalisasi Kontribusi Keuangan Islam pada Periode New Normal' dalam Webinar Indonesia Islamic Economic Leaders Forum, Jumat (28/8).
Dia mengatakan, perbankan syariah harus dapat berupaya untuk berjalan benar-benar sesuai dengan syariah. Pada perjalanannya, penerapan perbankan syariah yang memang ada yang mengalami kendala.
Jusuf Kalla mengungkapkan, ada salah seorang pendiri bank syariah yang datang kepadanya menceritakan kegelisahannya terkait pendiriannya di bank tersebut. Orang tersebut mengaku takut masuk neraka karena dia khawatir, bank syariah yang didirikan, tidak benar-benar sesuai syariah, karena sistem bagi hasil belum sepenuhnya dijalankan dengan baik, dan menyatakan bank itu tidak jauh berbeda dengan bank konvensional, hanya perbedaan pada istilahnya saja di bank syariah.
"Inilah untuk evaluasi kembali, bagaimana mekanisme bank Islam syariah memenuhi kebutuhan masyarakat dengan baik, artinya dari segi perbandingan bank konvensional lebih baik. Bank syariah dibutuhkan kejujuran dari bank atau mitranya," ucap Jusuf Kalla.
Menurut Jusuf Kalla, selain kejujuran dalam menjalankan perbankan syariah juga dibutuhkan adanya kepercayaan yang baik. Dalam situasi saat ini memang tidak mudah, karena apabila tidak berhati-hati akan terjadi kontraksi, bahkan hingga resesi.
Namun kini semua negara besar sudah mengalami resesi. Setelah pandemi covid-19, maka perbankan syariah dapat memperhatikan solusi apa yang terbaik. Sementara pada bank konvesional apabila pengusahanya yang mengalami krisis, mereka akan menyita jaminan, dan menjualnya. Sedangkan dalam konsep bank syariah tidak ada penyitaan jaminan mitranya.
"Bank konvensional sudah jelas sita jaminan, namun bank syariah tidak seperti itu. Para ahli yang hadir dapat membicarakan new normal mendekati krisis, itu situasi yang kita hadapi saat ini. Bagaimana solusi yang ingin dicapai sesuai dengan syariah," ucapnya.