REPUBLIKA.CO.ID, MERANTI -- Dengan semangat mengawali Tahun Baru 1442 Hijriyah sekaligus menunaikan amanah para wakif dan Sahabat Wakaf BWA, tim Program BWA bertolak ke Riau dan Kepulauan Meranti untuk mendistribusikan 20.000 Alquran. Tim Program BWA bertolak pada Kamis ( 27/8).
Direktur Program Badan Wakaf Alquran (BWA) Ustadz Hazairin Hasan mengatakan, Riau dan Kepulauan Meranti menjadi salah satu target distribusi wakaf Alquran BWA. Khususnya, Kepulauan Meranti yang sudah memiliki Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Nomor 8 Tahun 2016 mengenai Pendidikan Khusus Bebas Buta Aksara Alquran.
“Perda tersebut sejalan dengan proyek wakaf Alquran dan pembinaan BWA, yakni memberantas buta aksara Alquran dan meningkatkan pendidikan Alquran,” kata Ustadz Hazairin dalam rilis yang diterima Republika.co.id .
Ia menambahkan, Kepulauan Meranti memang dahulu menjadi bagian dari Kesultanan Siak. Jadi tidak mengherankan jika Peraturan Daerah tersebut dibuat karena pengaruh Islam yang sangat kental di daerah ini.
Menariknya di kepulauan ini tinggal suku pedalaman yaitu Suku Akit yang tinggal di atas rakit. Sesuai dengan namanya, mereka hidup nomaden (berpindah-pindah) di sekitar sungai dan hutan sehingga pendidikan anak terhadap Islam sangat terbatas.
“Belum lagi dengan anggapan orangtua Suku Akit yang menjadikan sang anak tulang punggung keluarga sehingga anak-anak tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat lanjut,” tuturnya.
Hazairin mengungkapkan, pada ekspedisi kali ini, BWA membawa sejumlah 20.000 Alquran. Jumlah yang cukup banyak, tentunya. Sebanyak 3.000 Alquran akan didistribusikan di Kampar; masing-masing 1.000 Alquran didistribusikan di Indragiri Hilir, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Siak, dan Pekanbaru; 2.000 Alquran akan didistribusikan Indragiri Hulu.
Sebanyak 10.000 sisanya akan didistribusikan di Kepulauan Meranti. “Khusus untuk Kepulauan Meranti, transportasi ke sana tidak mudah. Ini menyebabkan saudara-saudara kita yang tinggal di sana terbatas untuk akses pengetahuan agama dan juga minim prasarana Alquran di sana,” paparnya.
Ustadz Hazairin Hasan juga menambahkan bahwa distribusi Alquran di Riau dan Kepulauan Meranti akan melibatkan beberapa komunitas lokal. Komunitas tersebut adalah Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) dan didukung Pemda Indragiri Hulu. “Tujuannya agar menaikkan semangat membaca Alquran di tengah masyarakat di sana,” ujar Ustadz Hazairin.
Dalam distribusi ini, BWA juga akan memperkenalkan “belajar baca Al-Qur’an cepat metode Abiyan” yang akan membina masyarakat dalam mengentaskan buta aksara Alquran. Selain itu akan dilakukan ToT untuk para ustadz dan ustadzah setempat agar bisa memanfaatkan metode Abiyan ini secara berkelanjutan.
Ustadz Hazairin Hasan mengajak masyarakat muslim dan para wakif BWA khususnya warga Riau, untuk berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan, terutama upaya mengentaskan buta aksara Alquran di Riau dan Kepulauan Meranti.
“Insya Allah upaya kita semua mewakafkan Alquran mampu mendukung kenaikan indeks angka membaca Alquran di Kepulauan Meranti dan Riau,” ujarnya.