REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat yang mendaftar gugatan perceraian di Pengadilan Agama belum lama ini viral di media sosial. Meningkatnya angka perceraian pun menjadi perhatian Menteri Agama, Fachrul Razi. Menurut dia, perceraian merupakan hal yang memprihatinkan.
“Perceraian tentu hal memprihatinkan. Dampak buruk yang paling ditakuti adalah keterlantaran anak-anak akibat perceraian tersebut," ujar Fachrul dalam siaran persnya, Jumat (28/8).
Untuk menekan angka perceraian, Fachrul pun akan terus meningkatkan kualitas bimbingan perkawinan (Bimwin) dan program Pusaka Sakinah di Kemenag. "Kami terus berupaya menekan terjadinya perceraian, salah satunya dengan program Bimbingan Perkawinan dan Pusaka Sakinah,” kata dia.
Menurut Fachrul, Program Bimwin selama ini diikuti oleh lima sampai 10 pasangan calon pengantin (catin) dalam setiap angkatan. Bimbingan ini berlangsung dua hari. Materi yang disampaikan terkait membangun keluarga sakinah, psikologi, dan dinamika keluarga, mengelola kebutuhan dan keuangan keluarga, kesehatan reproduksi, dan membangun generasi berkualitas.
“Program ini diampu fasilitator yang sudah terbimtek dari unsur Kemenag, Kemenkes, dan BKKBN. Catin memperoleh pemeriksaan Kesehatan di Puskesmas sebelum hari H. Catin juga memperoleh sertifikat BIMWIN CATIN setelah mengikuti seluruh sesi,” jelas Fachrul.
Dia menuturkan, program Bimwin sampai saat ini baru mampu menarget 7 sampai 10 persen calon pengantin dari sekitar dua juta peristiwa nikah per tahun. Untuk mengatasinya, Kemenag tengah mengembangkan metode bimbingan virtual. Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan target sekitar 40 persen calon pengantin dan dalam jangka panjang akan menarget seluruh calon pengantin.
Upaya lain juga dilakukan dengan menugaskan KUA untuk melakukan Bimwin secara terbatas, sebelum menikahkan Calon penganton. Materinya sama dengan materi Bimwin yang diperingkas menjadi sekitar 30 menit.
Fachrul menambahkan, program Bimwin juga telah diapresiasi oleh Kemenko PMK. Apresiasi itu terlihat dari adanya inisiasi melakukan sinergi program Bimwin dengan program ekonomi keluarga calon pengantin.
Program pembinaan ekonomi calon pengantin ini akan dilaksanakan Kementerian Koperasi, Kemenaker, atau Kemensos. “Kegiatan bimwin dan pembinaan ekonomi dilakukan terpisah, namun merupakan satu kesatuan program sinergis bimbingan bagi Catin,” kata Fachrul.
Selain memperkuat program Bimwin, Kemenag juga tengah mengembangkan Pusat Layanan Keluarga Sakinah atau Pusaka Sakinah. Program ini mempunyai misi mewujudkan keluarga sakinah, berwatak moderat, serta mewujudkan KUA yang memiliki kapasitas dan berparadigma good governance.
Fachrul mengatakan, target Pusaka Sakinah adalah tercapainya transformasi KUA menjadi pusat layanan keluarga sakinah dengan kapasitas optimal sebagai unit pelayanan publik yang menjalankan good governance. Melalui Pusaka Sakinah, Kemenag juga ingin meningkatkan karakteristik kualitas dasar keluarga sakinah yang berwatak moderat di masyarakat.
“Termasuk juga, tumbuhnya kapasitas dan keterampilan insan KUA untuk melakukan pendidikan masyarakat dan untuk menjalankan peran leading sector dalam membangun jejaring kerja pembinaan keluarga sakinah di tingkat kecamatan,” jelas Fachrul.
Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin menambahkan, program Pusaka Sakinah tersebut menyasar remaja, pemuda, catin, pasutri muda, pasutri remaja. Untuk remaja, penguatan akan dititikberatkan pada pencegahan perkawinan anak, pendidikan kehidupan berkeluarga, dan moderasi beragama.
Sedangkan untuk pemuda atau pemudi, lanjut Kamaruddin, materi program ini terkait kesiapan perkawinan, pespektif gender, kesehatan reproduksi, dan moderasi beragama. Program ini dipublikasikan secara luas hingga di tiap kantor KUA sehingga dapat diikuti oleh siapapun yang berminat dengan gratis.
Sementara, program Pusaka Sakinah untuk catin dan pasangan suami-istri difokuskan pada pembahasan tentang kualitas keluarga, pespektif gender, pencegahan perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga, moderasi beragama, stunting, dan kesehatan reproduksi dan penurunan kemiskinan.
Program Bimwin sudah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir. Sedangkan program Pusaka Sakinah baru dimulai pada 2019 dan telah tersebar pada 100 KUA se-Indonesia. Tahun depan, Pusaka Sakinah akan diperbanyak pada 120 titik KUA lainnya. Jumlah tersebut relatif masih kecil karena ada 5.945 KUA di seluruh Indonesia.
“Ini ikhtiar kami untuk membangun keluarga Indonesia yang berkualitas. Kami juga berharap, adanya Pusat Layanan Keluarga Sakinah dapat menekan angka perceraian di tanah air,” kata Kamaruddin.