REPUBLIKA.CO.ID, Mengapa Sayidina Husain RA membawa serta keluarganya dalam ekspedisi ke kufah? Bukankah hal itu membawa keluarganya pada bahaya? Pertanyaan itu lah yang sering muncul dari waktu ke waktu khususnya pada 10 Muharam atau peringatan tragedi Karbala.
Pada hari itu, cucu Nabi Muhammad yakni Husain bin Ali dibantai bersama pengikutnya di Karbala oleh tentara penguasa Umayah kala itu yakni Yazid bin Muawiyah. Lalu mengapa Husain harus membawa keluarganya?
Peneliti Pemikiran Islam, Mohamed Fathi Al Nady, mengatakan apa yang dilakukan Husain dengan membawa keluarganya ke Karbala adalah hal normal.
"Dia membawa keluarganya bersamanya karena dia tak dapat menjamin keamanan mereka di tempat lain, seandainya dia berhasil merebut kekuasaan di Kufah, umat Islam akan membalas dendam dengan merugikan keluarganya dimanapun mereka berada. Jadi tampaknya lebih baik dan lebih aman bahwa mereka (keluarga Husain ) menemaninya dalam perjalanan," kata Fathi Al Nady seperti dilansir About Islam pada Jumat (28/8).
Al Nady menjelaskan bahwa yang memperkuat pandangan itu adalah bahwa Husain mempercayai janji-janji kaum Kufah untuk mendukungnya.
Al Nady mengatakan orang-orang Kufah mengirimkan surat yang menegaskan dukungan untuk tujuan Husain . Bahkan jelas Al Nady berdasarkan laporan sejarah bahwa 12 ribu orang bersenjata dari Kufah menyatakan kesiapan membela Husain saat tiba.
"Jadi dia (Husain ) percaya bahwa mereka (kaum Kufah) akan dapat melindunginya dan membantunya menegakan aturannya. Sayangnya seperti dituliskan buku- buku sejarah, orang Kufah tak menerima tantangan ini dan mereka mengecewakan Husain dalam perjuangan melawan tirani dan kediktatoran Yazid bin Muawiyah. Dan pengkhianatan itu menyebabkan pembunuhan tragis Husain dan pengikutnya," katanya.
Sumber: https://aboutislam.net/shariah/special-coverage-shariah/al-hussein-took-family-karbala/