REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMLAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencatat, sejumlah areal pertanian dan sumber air bersih di daerah itu mulai dilanda kekeringan akibat musim kemarau. Kekeringan biasanya terjadi di wilayah pantura, seperti Indramayu, Karawang, dan Cirebon.
"Kalau selatan ada sedikit di Bogor dan Tasik, tapi intensitasnya tidak seluas di utara," kata Pelaksana Kepala BPBD Provinsi Jabar, Dani Ramdan di Kota Tasikmalaya, Jumat (28/8).
Ia mengatakan, BPBD Jabar sudah menerima laporan adanya desa dan kecamatan terdampak musim kemarau, seperti di Kabupaten Bogor sudah ada lima desa dilanda kekeringan, kemudian di Indramayu dan Cirebon. Provinsi Jabar, kata dia, sudah melakukan antisipasi, termasuk menyiapkan anggaran untuk menanggulangi dan meminimalisasi risiko bencana kekeringan di seluruh kota/kabupaten.
"Dengan adanya status itu, kita artinya sudah menyiapkan alokasi anggaran, ketika ada lokasi yang mulai terdampak, kita bisa segera bergerak," kata Dani.
Ia menyampaikan, jajarannya sudah siaga untuk bergerak menanggulangi bencana kekeringan seperti menyiapkan tangki air, bahkan menyediakan pipa untuk mendistribusikan air ke masyarakat yang daerahnya kesulitan air bersih. Upaya BPBD Jabar itu, kata dia, dilakukan secara kerja sama dengan dinas terkait termasuk desa untuk memudahkan proses berbagi air dari daerah masih tersedia air ke daerah lain yang dilanda kekeringan.
"Kita bekerja sama dengan dinas terkait, kalau desa itu masih ada sumber air tapi jaraknya jauh, kita buatkan pipa untuk menyalurkan," katanya.
Ia menambahkan, kemarau juga berdampak pada bencana kebakaran hutan seperti yang sudah terjadi di hutan kawasan Gunung Ciremai. Kebakaran hutan di gunung itu, kata dia, berhasil ditanggulangi dengan cepat sehingga tidak meluas ke areal hutan lainnya.
"Kebakaran hutan yang terjadi masih dalam skala kecil dan langsung cepat ditangani oleh petugas setempat," katanya.