Sabtu 29 Aug 2020 13:13 WIB

Pertamina Selesaikan Pemboran Fase 4 di Blok Algeria

Kegiatan ini drilling operasi pertama yang dilakuka Pertamina sebagai field operator

Red: Hiru Muhammad
Proyek MLN Phase-4 merupakan proyek pengembangan Pertamina pertama di Luar Negeri yang berada di lapangan MLN (Menzel Ledjmet Nord) Blok 405A Algeria yang dikerjakan oleh Pertamina Algeria EP Anak Perusahaan dari Pertamina Internasional EP (PIEP).
Foto: istimewa
Proyek MLN Phase-4 merupakan proyek pengembangan Pertamina pertama di Luar Negeri yang berada di lapangan MLN (Menzel Ledjmet Nord) Blok 405A Algeria yang dikerjakan oleh Pertamina Algeria EP Anak Perusahaan dari Pertamina Internasional EP (PIEP).

REPUBLIKA.CO.ID, MLN ALGERIA -- Proyek MLN Phase-4 merupakan proyek pengembangan Pertamina pertama di Luar Negeri yang berada di lapangan MLN (Menzel Ledjmet Nord) Blok 405A Algeria yang dikerjakan oleh Pertamina Algeria EP Anak Perusahaan dari Pertamina Internasional EP (PIEP).

Proyek Phase-4 ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memaksimalkan potensi lapangan MLN Algeria. Saat ini Proyek tersebut telah menyelesaikan workover sebanyak 15 sumur dan pemboran sebanyak 12 sumur dari pemboran sumur terakhir yaitu MLC-9P yang telah selesai pada 17 Maret 2020 serta direncanakan  akan mencapai puncak produksi di 2021. Dengan selesainya sumur ke-12 (MLC-9P) ini, seluruh lingkup pemboran pengembangan dan workover MLN Phase-4 telah selesai dilaksanakan dan ditandai dengan Ceremonial Drilling Accomplishment oleh jajaran menejemen  PIEP.

Pada kesempatan tersebut disampaikan bahwa kegiatan ini merupakan milestone yang besar untuk Pertamina. Ini merupakan drilling operasi pertama yang dilakukan Pertamina di overseas sebagai field operator. Team drilling yang terdiri dari Staf Kantor Pusat PIEP Jakarta yang langsung mengoperasikan kegiatan drilling and workover ini berhasil melakukan efisiensi dan sinergi di dalam Pertamina Group.

Keberhasilan prestasi ini didukung dengan efisiensi biaya dan waktu pemboran dari target AFE (Authorized Financial Expenditure) sebesar USD 14juta/ persumur selama 55 hari per sumur, PIEP selaku pemegang wewenang pengelolaan lapangan, mampu melakukan efisiensi 8.5-10juta per sumur selama 35-45 hari per sumur. Sehingga total penghematan untuk efisiensi workover dan drilling diperkirakan sebesar ~$ 100 million.