Sabtu 29 Aug 2020 16:10 WIB

Beda Mencolok Malaikat dan Manusia Soal Nafsu Makan    

Terdapat perbedaan mencolok antara malaikat dan manusia soal nafsu makan.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Terdapat perbedaan mencolok antara malaikat dan manusia soal nafsu makan. Ilustrasi makanan
Foto: Wallpaper Flare
Terdapat perbedaan mencolok antara malaikat dan manusia soal nafsu makan. Ilustrasi makanan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Tidak semua yang sifatnya menahan rasa lapar sekalipun ketika puasa mencerminkam tabiat yang baik atau sebagai ukuran orang saleh dan salehah. 

Hal tersebut disampaikan Al Habib Alwi bin Ali bin Alwi Alhabsyi di Masjid Riyad, Solo, Jawa Tengah, Kamis (27/8).

Baca Juga

"Begitu pula kenyang itu juga tidak mencirikan tabiat yang benar mutlak  tidak," kata Al Habib Alwi bin Ali bin Alwi Alhabsyi saat kajian kitab Ihya Ulumiddin karangan Imam Al-Ghazali. 

Jadi menahan rasa lapar dan juga terus-terusan makan hingga merasa kekenyangan tidak baik. Karena yang paling baik dari keduanya adalah di tengah-tengah, artinya tidak merasa kelaparan dan juga tidak merasa kekenyangan. "Yang paling baik itu yang menengah, sedang, tidak berlebihan dan tidak kekurangan," katanya.

Inti dari semua itu, kata Al Habib Alwi bin Ali bin Alwi Alhabsyi, seperti yang diajarkan syariat untuk mensedikitkan makanan maksudnya adalah makanan itu tidak mengandung efek samping. Dan juga idak menimbulkan penyakit terhadap tubuhnya.

"Jadi intinya jangan sampai kekurangan makan jadi efeknya jatuh sakit itu juga tidak benar. Dan kelebihan makan akhirnya jatuh sakit juga itu keliru," katanya.

Sebagai manusia kita tidak perlu menyamakan diri dengan sifat-sifat malaikat yang tidak memiliki nafsu untuk makan, minum, dan juga menikah. Manusia kata Al Habib Alwi bin Ali bin Alwi Alhabsyi diberikan Allah SWT kesempurnaan karena memiliki nafsu dan akal, sementara malaikat hanya diberikan akal saja.

"Karena mereka disucikan sama Allah SWT dari makan, minum, lapar, kenyang. Tidak ada terbesit di dalam hati mereka untuk makan, minum dan nikah tidak ada," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement