Sabtu 29 Aug 2020 17:54 WIB

Pemkot Solo Sasar Masyarakat Risiko Tinggi Jalani Swab

Pemkot Solo akan lakukan swab test pada warga dengan risiko tinggi

Rep: Binti Sholikah/ Red: Esthi Maharani
Petugas kesehatan menyimpan sampel lendir saat tes usap (swab tes)
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas kesehatan menyimpan sampel lendir saat tes usap (swab tes)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Mulai pekan depan, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bakal melakukan uji usap (swab) secara polymerase chain reaction (PCR) untuk mendeteksi penyebaran Covid-19 kepada kalangan risiko tinggi. Warga yang disasar yakni orang lanjut usia (lansia) berusia di atas 60 tahun dan memiliki penyakit kronis.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan, uji swab terhadap kalangan risiko tinggi bertujuan untuk melakukan penyaringan terhadap potensi penularan Covid-19. Penyakit kronis sesuai kategori Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yakni, diabetes melitus, hipertensi, gagal ginjal, dan jantung. Nantinya, pengambilan spesimen akan dilakukan di Puskesmas domisili. Spesimen yang akan diambil merupakan pasien rutin puskesmas domisili.

"Data tersebut kami dapat dari puskesmas, jadi pasien rutin puskesmas. Ini sampling, jadi tidak semuanya," jelasnya kepada wartawan, Kamis (27/8).

Menurutnya, Pemkot memilih melakukan uji swab karena hasilnya lebih valid untuk mendeteksi penularan Covid-19, dibandingkan uji cepat (rapid test). "Kelompok yang berisiko tinggi ini termasuk rentan tertular makanya kami sampling," ucap Sekretaris Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Solo tersebut.

Siti menjabarkan, pelaksanaan uji swab dilakukan secara bertahap menyesuaikan kapasitas laboratorium. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) telah menargetkan pengambilan sampel uji swab sebanyak 74 per harinya. Selain itu, petugas puskesmas juga bertugas melakukan penelusuran kontak kasus Covid-19.

Sehingga, ketika hasil penelusuran kasus ada 40 spesimen, maka uji swab kalangan risiko tinggi hanya 30 spesimen. Sementara, jika dari penelusuran kontak sudah 70 spesimen, maka uji swab masyarakat risiko tingginya ditunda.

"Untuk tahap pertama, setiap puskesmas induk dijatah 30 spesimen. Di Solo ada 17 puskesmas induk, sehingga ada 510 spesimen yang akan diambil. Kira-kira dua pekan selesai kalau tidak ada halangan," paparnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement