REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar duka berpulangnya aktor Chadwick Boseman membuat tagar #WakandaForever menempati daftar tren teratas di media sosial Twitter. Linimasa penuh dengan ucapan belasungkawa dan ekspresi kesedihan mendalam atas kepergian pemeran Black Panther itu.
Tokoh Black Panther alias T'Challa yang diperankan mendiang Boseman adalah raja di sebuah negara fiktif bernama Wakanda. Meski tempat tersebut tidak nyata, Wakanda punya makna khusus di hati banyak orang, membuat slogan "Wakanda Forever" yang dipopulerkan lewat film mampu melekat kuat.
Dikutip dari laman Screenrant, dikutip Sabtu (29/8), sutradara film Black Panther, Ryan Coogler, menyatakan bahwa Wakanda memang fiktif. Dia mengaku, beberapa aspek penggambaran Wakanda terinspirasi dari Kota Gotham dalam sinema The Dark Knight besutan Christopher Nolan. Saat menonton The Dark Knight, Coogler takjub karena seakan-akan Kota Gotham ada di suatu tempat di Amerika Serikat, meski dengan aneka teror kelam.
"Jadi saya ingin Wakanda terasa benar-benar ada di dunia. Semua orang yang terlibat di film ini mengartikulasikan yang sama," ungkapnya.
Produser Nate Moore setuju dengan Coogler karena seluruh tim ingin Wakanda terasa nyata, tidak seperti Asgard, tempat asal Thor, pahlawan super lain dalam Marvel. Meski penonton tetap menikmati film Thor, lokasi Asgard yang ada di dimensi lain dari dunia memang terlalu sulit dijangkau nalar.
"Kami tidak ingin tempat itu terasa seperti tempat asing yang jelas-jelas tidak mungkin ada. Kami ingin tempat itu terasa seperti ada. Saya berani bilang bahwa Ryan, sebagai pembuat film, sangat berkomitmen untuk memastikan Wakanda terasa seperti tempat yang nyata di Afrika," kata Moore.
Hasil akhirnya, Marvel berhasil menggambarkan Wakanda sebagai tempat paling canggih di dunia. Masyarakatnya punya banyak teknologi unik, menggunakan komputer antiretas, juga menjaga persediaan metal terkuat bernama Vibranium yang hanya ada di sana.
Dikutip dari laman Popsugar, produser Moore menyampaikan pula bahwa Wakanda mengadaptasi berbagai akar budaya di Afrika. Berbagai budaya dan tradisi sengaja dipadukan sehingga secara geografis dan sosial terasa sangat nyata.
Wakanda terdiri dari berbagai suku yang pakaian dan tradisinya berbeda-beda, termasuk Suku Jabari, Suku Sungai, dan Suku Perbatasan. Kostum untuk film tersebut dibuat oleh para desainer Afrika, salah satunya desainer Nigeria Walé Oyéjidé.
Menurut Marvel, Wakanda berlokasi di dekat ekuator Afrika, dikelilingi oleh Uganda, Kenya, Somalia, Ethiopia, dan negara fiktif Narobia. Dalam film, tokoh Black Panther berbicara menggunakan dialek Xhosa, yang menekankan huruf X dengan bunyi klik, yang juga digunakan oleh 7,6 juta orang Afrika Selatan.
"Kami punya banyak pekerjaan saat praproduksi, mendefinisikan Wakanda, memberinya distrik dan lingkungan, menunjukkan kepada penonton seperti apa mereka tinggal, mengapa mereka tinggal di sana, dan bagaimana peradaban mereka dibangun," tutur Moore.
Black Panther pun memuat berbagai simbol tersembunyi. Salah satunya, pada kostum yang dikenakan Putri Wakanda, Shuri, yang diperankan oleh aktris Letitia Wright. Hal tersebut diungkap oleh desainer kostum Black Panther, Ruth Carter, pada sesi wawancara dengan Vanity Fair.
Carter membahas kostum pertama Shuri, yakni kaus putih kelabu dengan gambar simbol asing pada bagian dada. Tanda itu merupakan Adinkra, simbol visual budaya dari wilayah Asante di Ghana, Afrika. "Simbol Adinkra ini berarti 'tujuan'. Artinya, dia pasti memiliki tujuan di Wakanda," kata Carter.
Beberapa sumber daring lain bereaksi bahwa simbol itu sebenarnya adalah motif benih pohon Wawa, yang merupakan simbol ketegaran, ketangguhan, dan ketekunan. Kedua pemaknaan tetap saja menegaskan Shuri sebagai karakter penting dalam cerita MCU.
Selain statusnya sebagai putri Wakanda, perempuan super jenius itu punya peran vital di Marvel Cinematic Universe. Dalam semesta MCU, Shuri adalah karakter paling cerdas, bahkan lebih pintar dan lebih kreatif secara ilmiah daripada Tony Stark dan Bruce Banner, dikutip dari laman Insider.