Ahad 30 Aug 2020 08:26 WIB

China Fokus Menjaga Keamanan Tibet

Presiden China Xi Jinping menekankan keamanan perbatasan jadi prioritas.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Presiden China Xi Jinping menekankan keamanan perbatasan jadi prioritas. Ilustrasi.
Foto: REUTERS/Lintao Zhang
Presiden China Xi Jinping menekankan keamanan perbatasan jadi prioritas. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Presiden China Xi Jinping menyinggung keamanan Tibet dalam pertemuan tingkat tertinggi negara bertemakan khusus Simposium Sentral ketujuh tentang Tibet. Pertemuan dihadiri oleh Politbiro, anggota militer terkemuka, lembaga penegak hukum dan pengadilan, serta pejabat terkemuka dari Tibet dan provinsi tetangga.

Dalam pertemuan tersebut, Xi menekankan, menjaga keamanan perbatasan harus menjadi prioritas. Kantor berita negara Xinhua melaporkan Xi telah memerintahkan para pemimpin partai, pemerintah, dan militer untuk memperkuat pertahanan perbatasan dna memastikan keamanan perbatasan.

Baca Juga

"Serta memastikan keamanan nasional dan perdamaian dan stabilitas abadi di wilayah tersebut (Tibet) yang berbagi perbatasan panjang dengan India," ujar Xi seperti dikutip laman South China Morning Post, Ahad (20/8).

Laporan selanjutnya oleh Xinhua tidak menyebutkan komentar Xi tentang keamanan perbatasan. Laporan itu menyebut China berfokus pada seruan untuk mendidik masyarakat agar memerangi separatisme dengan membentuk benteng yang tak tertembus dalam menjaga stabilitas dan memperkuat persatuan semua kelompok etnis di Tibet. Perbatasan China yang panjang dan tak bertanda dengan India sebagian besar terletak di Tibet.

Pertemuan yang berakhir Sabtu (29/8) waktu setempat itu juga dilakukan menyusul bentrokan mematikan di Lembah Galwan pada Juni yang berakhir dengan 20 warga India tewas dan sejumlah korban China yang dirahasiakan. Negosiator militer dan diplomatik terus bertemu sejak pertempuran itu, tetapi belum menyelesaikan kebuntuan.

Pertemuan membahas Tibet ini juga terjadi pada saat China telah fokus pada berbagai perselisihan dengan Amerika Serikat (AS) dan ingin memastikan stabilitas di perbatasannya untuk menghindari gangguan. Dalam pertemuan tersebut, Xi juga menjunjung tinggi kesetiaan untuk melawan pertempuran besar dan mencegah risiko terbesar.

"Perkuat peran Partai Komunis, sebab kesetiaan mutlak diperlukan untuk melawan pertempuran (ideologis dan disiplin) besar dan mencegah risiko besar," ujar Xi.

China juga telah menghabiskan waktu bertahun-tahun mencoba menghilangkan pengaruh pemimpin spiritual Tibet yang diasingkan, Dalai Lama, dalam beberapa tahun terakhir. Xi mengatakan Buddhisme Tibet harus beradaptasi dengan sosialisme dan kondisi China. Menurutnya, pendidikan politik dan ideologi harus ditingkatkan untuk memperkuat persatuan.

Xi juga mengatakan proyek infrastruktur besar akan diluncurkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan di Tibet. Sementara provinsi tetangga Sichuan, Yunnan, Gansu, dan Qinghai akan diberitahu untuk meningkatkan dukungan bagi penduduk Tibet.

Pertemuan tersebut juga mendengar seruannya untuk penelitian lebih lanjut tentang lingkungan dan perubahan iklim di dataran tinggi Qinghai-Tibet dan untuk pengembangan rencana melindungi dan memulihkan lingkungan.

Pertemuan membahas Tibet juga menyusul kunjungan langka Menteri Luar Negeri China Wang Yi ke wilayah itu awal bulan ini yang termasuk perjalanan ke perbatasan yang disengketakan. Wang mengatakan selama perjalanan bahwa keamanan dan stabilitas Tibet sangat penting bagi pembangunan China secara keseluruhan.

Pada Juli, Departemen Luar Negeri AS mengatakan negaranya akan membatasi visa bagi pejabat China yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia dan memblokir akses diplomatik ke Tibet.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement