Ahad 30 Aug 2020 09:00 WIB

Hikmah Insiden Christchurch Bagi Muslim Waikato

Keluarga korban meyakini umat yang gugur dlaam musibah Christchurch tidak sia-sia.

Rep: Rizky Suryarandika./ Red: Muhammad Hafil
 Hikmah Insiden Christchurch Bagi Muslim Waikato. Foto: Seorang korban penembakan di masjid merayakan dengan para pendukungnya setelah Brenton Tarrant dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, di luar Pengadilan Tinggi di Christchurch, Selandia Baru, 27 Agustus 2020. Warga Australia Brenton Tarrant dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat karena terorisme, 51 dakwaan pembunuhan dan 40 dakwaan percobaan pembunuhan, atas serangannya terhadap dua masjid di Christchurch pada 2019.
Foto: EPA-EFE/MARTIN HUNTER
Hikmah Insiden Christchurch Bagi Muslim Waikato. Foto: Seorang korban penembakan di masjid merayakan dengan para pendukungnya setelah Brenton Tarrant dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, di luar Pengadilan Tinggi di Christchurch, Selandia Baru, 27 Agustus 2020. Warga Australia Brenton Tarrant dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat karena terorisme, 51 dakwaan pembunuhan dan 40 dakwaan percobaan pembunuhan, atas serangannya terhadap dua masjid di Christchurch pada 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Asosiasi Muslim Waikato, Asad Mohsin menyatakan ada hikmah di balik insiden penembakan jamaah Masjid di Christchurch, Selandia Baru pada Maret 2019. Hubungan Muslim dengan masyarakat dan pemerintah di Waikato justru semakin baik.

Mohsin mengatakan memang tak mudah menggali nilai baik atas insiden tersebut ibarat mencari jarum di tumpukan jerami. Tapi ia meyakini para korban insiden Christchurch tidak mati sia-sia.

Baca Juga

Mohsin menganggap 51 korban meninggal dari insiden Christchurch layaknya pahlawan. Insiden itu membuat warga non Muslim ingin mengenal Muslim lebih baik.

Selain itu, sejumlah program jangka panjang Asosiasi Muslim Waikato mulai menunjukkan titik terang. Diantaranya ialah rencana pembelian dan pembangunan lahan 20 hektar untuk Masjid, sekolah dan pusat kegiatan komunitas.

"Jangan biarkan diri kita terpengaruh hal mengerikan yang terjadi di seluruh dunia," kata Mohsin dilansir dari Stuff pada Jumat (28/8).

Mohsin juga ingin semua Masjid di Waikato terbuka bagi siapa saja. Sehingga Masjid-Masjid disarankan menguatkan program komunitas agar makin bermanfaat bagi masyarakat di sekitar.

Mohsin menyebut pandemi covid-19 ialah masa-masa sulit yang sepantasnya dilalui manusia bersama tanpa membedakan agama. Pada masa seperti ini, ikatan batin masyarakat akan menguat.

"Covid-19 jadi contoh yang bisa menyatukan masyarakat. Ikatan menjadi makin kuat. Fokusnya bagaimana kami lebih terlibat dalam masyarakat, hal baik akan lahir belakangan," ucap Mohsin. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement