Ahad 30 Aug 2020 10:02 WIB

Jawa Barat Fokus Tarik Pariwisata di Masa AKB

Semua tempat di Jawa Barat difokuskan menjadi destinasi wisata, termasuk Gedung Sate.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan pada masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) pandemi COVID-19, Jabar lebih fokus menarik wisatawan domestik dalam rangka mendongkrak kunjungan.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan pada masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) pandemi COVID-19, Jabar lebih fokus menarik wisatawan domestik dalam rangka mendongkrak kunjungan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan pada masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) pandemi COVID-19, Jabar lebih fokus menarik wisatawan domestik dalam rangka mendongkrak kunjungan. Wisatawan domestik berpeluang menghidupkan perekonomian masyarakat.

"Kami kejar pasar lokal atau domestik, mudah-mudahan ketertarikan wisatawan ke Jabar semakin besar," kata Dedi kepada rombongan Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwaparekraf), Sabtu (29/8) malam.

Baca Juga

Menurutnya pada masa AKB wisatawan domestik sangat berpeluang besar bisa menghidupkan perekonomian masyarakat, untuk itu perlu adanya fokus menarik mereka datang ke Jawa Barat. Pemprov Jawa Barat juga sudah fokus menjadikan semua tempat yang berada di daerah itu sebagai destinasi wisata, agar bisa semakin menarik kunjungan wisatawan.

"Semua tempat di Jawa Barat saat ini difokuskan menjadi destinasi yang menarik, contohnya di Gedung Sate sekarang juga menjadi destinasi," tuturnya.

Dedi menambahkan pada masa AKB ini, mulai 5 Juli 2020 Pemprov Jawa Barat telah membuka destinasi wisata secara bertahap. Pembukaan destinasi wisata pada pandemi Covid-19 kata Dedi, tentu dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, agar tidak menjadi kluster pariwisata.

Dia menyebutkan bahwa ada 62 juta wisatawan domestik yang mengunjungi destinasi wisata di Jawa Barat dan ini tentu perlu terus diperkuat.

"Karena ketika ada 62 juta wisatawan domestik, perputaran uang di Jawa Barat akan meningkat dan bisa berdampak terhadap perekonomian," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement