Ahad 30 Aug 2020 13:33 WIB

Semua Agama yang Dibawa Nabi-Nabi adalah Islam?

Nabi-Nabi yang membawa agama adalah utusan Allah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Semua Agama yang Dibawa Nabi-Nabi Adalah Islam?. Foto: Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto: MgIt03
Semua Agama yang Dibawa Nabi-Nabi Adalah Islam?. Foto: Ilustrasi Sahabat Nabi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pada dasarnya semua agama samawi yang dibawa oleh 124 ribu Nabi dan Rasul sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW adalah agama Islam. Namun, ada sebagian pengikut agama yang dibawa para Nabi ingkar, maka merekalah yang disebut bukan Islam.

Agama Yahudi yang dibawa oleh Nabi Musa dan agama Nasrani yang dibawa oleh Nabi Isa, keduanya agama Islam juga. Sebab, mereka semua adalah utusan Allah SWT yang resmi.

Baca Juga

Ustaz Ahmad Sarwat Lc dalam buku Fikih Interaksi Muslim Dengan non Muslim terbitan Rumah Fikih Publishing menjelaskan bahwa agama para Nabi adalah Islam bukan pandangan Islam liberal. Tetapi ini adalah pandangan Alquran Al-Karim.

"Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam." (QS Ali Imran: 19).

Ustaz Sarwat menjelaskan, semua agama yang dibawa para Nabi dan Rasul itu agama Islam. Lalu, ada sebagian dari pengikutnya yang taat, tapi ada juga yang tidak taat. Mereka yang tidak taat inilah yang disebut sebagai bukan Islam.

"Sebenarnya kalau lebih diperdalam lagi, setidaknya ada tiga kelompok yang bisa disebut sebagai bukan Islam," kata Ustaz Sarwat dalam bukunya.

Pertama, umat terdahulu yang ingkar. Disebutkan bahwa sebagian dari pengikut agama para Nabi itu ada yang kufur, ingkar, tidak taat, maksiat dan nekat. Firaun, Namrudz, Kaum 'Add, Tsamud, Kaum Nabi Nuh, Kaum Luth, dan lainnya. Mereka semua ini yang kemudian disebut sebagai bukan Islam alias kafir.

Kedua, umat Nabi Muhammad SAW yang ingkar. Hal yang sama juga berlaku bagi umat manusia yang hidup di masa kenabian Nabi Muhammad SAW. Apabila mereka ingkar kepada kenabian Nabi Muhammad SAW, maka mereka bukan Muslim alias kafir juga. Contohnya yang mudah disebut misalnya Abu Lahab, Abu Jahal dan rekan-rekan seperjuangannya.

Ketiga, sisa umat terdahulu yang tidak mengakui kenabian Nabi Muhammad SAW. Yaitu mereka yang mengaku sebagai para pengikut Nabi terdahulu. Mereka hidup setelah kedatangan Nabi Muhammad SAW, namun mereka tidak mau mengakui kenabiannya serta tidak mau menerima risalah yang dibawanya. Mereka bukan Islam juga.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement