Ahad 30 Aug 2020 16:18 WIB

DKI Jakarta Masih Sumbang Kasus Covid Tertinggi

Jakarta juga menyumbang angka tertinggi kasus kesembuhan covid, sebanyak 366 orang.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andi Nur Aminah
DKI Jakarta masih menduduki posisi teratas penambahan kasus Covid-19. Foto, sebuah ondel-ondel dipasangi masker di kawasan Kramat Pulo, Jakarta (ilustrasi).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
DKI Jakarta masih menduduki posisi teratas penambahan kasus Covid-19. Foto, sebuah ondel-ondel dipasangi masker di kawasan Kramat Pulo, Jakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Provinsi DKI Jakarta tercatat masih menyumbang angka tertinggi penambahan kasus Covid-19. Data dari Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 merilis, dari 2.858 total kasus yang dilaporkan pada hari, sebanyak 1.094 kasus baru ditemukan di Jakarta.

Namun, Jakarta juga menyumbang angka tertinggi kasus kesembuhan covid yakni sebanyak 366 orang. Menyusul DKI Jakarta yakni Provinsi Jawa Timur yang mencatat penambahan kasus baru yang sebanyak 466 orang dengan laporan angka sembuh sebanyak 223 orang.

Baca Juga

Kemudian diikuti oleh Kalimantan Timur dengan 197 kasus baru dan 18 kasus sembuh. Jawa Tengah melaporkan 138 kasus baru dan 82 kasus sembuh dan Riau melaporkan 134 kasus baru dengan 28 orang sembuh.

Selanjutnya Provinsi Jawa Barat ada di posisi keenam yang melaporkan adanya penambahan kasus sebanyak 103 orang dengan kasus sembuh sebanyak 21 orang. Di Sumatra Barat melaporkan 90 kasus baru dengan 39 orang sembuh. Bali 89 kasus baru dan 28 orang sembuh. Sulawesi Utara 82 kasus baru dengan 52 orang sembuh dan Kalimantan Selatan melaporkan 64 kasus baru dengan 96 orang sembuh.

Sebanyak 11 provinsi tercatat menemukan kasus baru di bawah 10 orang dan empat provinsi melaporkan tak ada penambahan kasus yakni Jambi, Kepulauan Riau, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo. Pemerintah hingga saat ini juga masih melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap 77.951 suspek.

 

 

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement