REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Universitas di Inggris kembali membatalkan rencana belajar tatap muka, untuk mencegah penyebaran Covid-19. Persatuan Universitas dan Perguruan Tinggi di sana mengusulkan agar dilakukan belajar secara daring.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sebelumnya dikecam atas langkahnya untuk memulai kembali pendidikan tatap muka. Khususnya, setelah adanya perselisihan tentang hasil ujian untuk siswa sekolah.
Johnson telah meminta warga Inggris untuk kembali ke hal normal. Ia juga meminta pekerja untuk kembali ke bekerja di kantor, untuk membantu ekonomi pulih dari kontraksi 20 persen pada periode April-Juni lalu.
Tetapi Persatuan Universitas dan Perguruan Tinggi (UCU) mengatakan, masih terlalu dini untuk menggelar pembelajaran tatap muka. Apalagi, kasus positif Covid-19 masih sangatlah tinggi.
“Menghadirkan lebih dari satu juta mahasiswa di seluruh negeri adalah bencana dan risiko bagi universitas yang tidak siap sebagai rumah perawatan gelombang kedua,” kata Sekretaris Jenderal UCU, Jo Grady.
“Sudah waktunya bagi pemerintah untuk akhirnya mengambil tindakan tegas dan bertanggung jawab dalam krisis ini dan memberitahu universitas untuk membatalkan rencana pengajaran tatap muka," ujar Jo Grady dikutip dari Reuters.
Tetapi, Sekretaris Kepala Departemen Keuangan Stephen Barclay tak setuju dengan pendapat tersebut. Apalagi, beberapa universitas mengaku siap untuk membuka kembali pembelajaran bulan depan. Setelah berminggu-minggu persiapan dan beberapa siswa mengatakan mereka telah mengeluarkan uang, seperti untuk tempat tinggal untuk persiapan semester baru.
“Saya pikir universitas seperti bagian ekonomi lainnya, perlu kembali dan mahasiswa harus mampu melakukannya,” katanya kepada Times Radio.