Ahad 30 Aug 2020 22:46 WIB

Pemerintah Mulai Genjot Lapangan Migas Nganggur

Dirjen Minyak dan Gas Bumi menyebut ada 78 cekungan berpotensi menjadi lapangan migas

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan produksi migas nasional. Salah satu caranya adalah dengan menggarap lapangan lapangan migas yang selama ini masih belum dikerjakan.
Foto: Republika/ Wihdan
Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan produksi migas nasional. Salah satu caranya adalah dengan menggarap lapangan lapangan migas yang selama ini masih belum dikerjakan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan produksi migas nasional. Salah satu caranya adalah dengan menggarap lapangan lapangan migas yang selama ini masih belum dikerjakan.

Ego merinci masih ada 78 cekungan yang memiliki potensi migas, namun masih nganggur. Ia mengatakan saat ini Indonesia baru memaksimalkan produksi 50 persen dari seluruh data potensial cadangan migas.

"Yang kita lakukan saat ini adalah bagaimana selain long-term eksplorasi Kita juga harus fokus mengurus existing kita jadi hasil identifikasi kami total produksi migas yang sekitar 700 ribu barel itu berasal dari aset aset hanya sekitar 50 persen. Masih banyak aset nganggur yang perlu kita maksimalkan," ujar Ego dalam sebuah diskusi virtual, Ahad (30/8).

Ego juga menjelaskan saat ini untuk bisa menggenjot eksplorasi adalah dengan menggaet lembaga geosains dunia. Ia berkaca pada Mesir yang mampu menemukan cadangan besar 3 TCF gas dalam satu sumur.

"Kita juga membuka diri, membuka sistem data belajar dari Mesir, Meksiko dan Turki," kata Ego.

Selain menggandeng lembaga geosains, keterbukaan data juga jadi perhatian Kementerian ESDM demi mendorong penemuan migas dalam skala besar. Apalagi Ego menilai eksplorasi Indonesia dalam beberapa waktu belakangan tidak menghasilkan apa-apa.

"Makanya kami juga saat ini sangat terbuka akan akses data. Disatu sisi secara paralel kami dari pemerintah menata kembali semua data potensi cadangan migas," ujar Ego.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement