REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG— Gerakan Pemuda Ansor menyerahkan santunan kepada puluhan anak yatim dan kalangan dhuafa. Kegiatan yang dilaksanakan tepat 10 Muharram tersebut, dilaksanakan di Pondok Pesantren Edi Mancoro, Tuntang, Kabupaten Semarang, Sabtu (29/8).
Santunan diserahkan langsung Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas, di sela acara Pelantikan Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Semarang masa khidmat 2020-2024.
Sebelum penyerahan santunan lebih dulu dilakukan doa bersama. Kepedulian kepada sesama yang membutuhkan, terutama anak yatim dan dhuafa jangan sampai putus.
"Ini kewajiban umat Muslim, terutama bagi yang berkelebihan rezeki. Apalagi di tengah kondisi di tengah pandemi Covid-19 yang serba sulit sekarang, santunan ini sangat membantu adik-adik kita yang yatim dan para dhuafa," kata Gus Yaqut, sapaan akrab Ketum PP GP Ansor, dalam siaran persnya, Sabtu (29/8).
Dalam kesempatan itu, Gus Yaqut berpesan kepada para yatim untuk rajin belajar dan mengaji sebagai bekal masa depan dan tidak mudah putus asa dalam meraih cita-cira.
Dia juga meminta para anak yatim agar selalu memuliakan orangtua, khususnya ibu. "Semoga bermanfaat ya uangnya. Terus belajar, jangan mudah putus asa, hormati ibu dan muliakan. Semoga cita-cita kelak tercapai," cetus Gus Yaqut.
Sementara itu, acara pelantikan PC GP Ansor dihadiri Gus Yaqut dan jajaran pimpinan PP GP Ansor, Ketua dan pimpinan PW GP Ansor Jateng Sholahudin Aly, Bupati dan Wakil Bupati Semarang, Ketua dan Rois Syuriah PCNU Kabupaten Semarang beserta banom-banom, Kapolres Semarang, serta para kader Ansor dan Banser.
Ketua PP GP Ansor, sekaligus Korwil Jateng, Mujiburrohman dalam sambutannya meminta para kader Ansor untuk teguh memegang empat karakter pemuda. Yakni, karakter kepemudaan, kerakyatan, keindonesiaan, dan karakter keislaman. Menurutnya, kader Banser dan Ansor harus selalu memiliki jiwa muda dengan semangat menyala penuh optimisme.
"Karakter kedua, karakter kerakyatan. Kader Ansor dan Banser harus bermanfaat bagi rakyat sekitar, menolong sesama tanpa membeda-bedakan latar belakang. Misalnya dalam penanganan Covid-19," ujar Gus Mujib, sapaannya.
Sedangkan karakter keindonesian, kata dia, mengharuskan para kader Ansor Banser berada di garis terdepan terhadap semua ancaman bagi keberlangsungan tegak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Terakhir, jelas Gus Mujib, karakter keislaman menuntut para kader untuk menebarkan kedamaian, mendakwahkan Islam ahlusunnah wal jamaah annahdliyah yang adem dan sejuk.