REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Penguatan Gerakan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) digelar Kementerian Pertanian di seluruh RI. Termasuk di Kabupaten Jayapura khususnya Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Nimbokrang di Distrik Nimbokrang siap transformasi mengusung digitalisasi pertanian 4.0 melalui pelatihan online didukung oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Papua, belum lama ini.
"Tujuan pelatihan online agar penyuluh dan fungsional, khususnya Admin IT pada BPP Nimbokrang dapat meng-input data pertanian melalui aplikasi laporan program utama Kementan setelah terhubung ke Agriculture War Room atau AWR," kata Siti Nurjanah, penyuluh pusat Kementan selaku pendamping kegiatan penyuluhan pertanian di Provinsi Papua.
Siti Nurjanah menambahkan AWR merupakan kebijakan dan program Kementan, untuk menghubungkan BPP pada tingkat kecamatan di seluruh Indonesia ke pusat data pertanian, AWR di Jakarta.
"Pelatihan SDM di BPP Nimbokrang terlaksana berkat kerjasama BLP Provinsi Papua dengan Dinas Tanaman Pangan dan Hotikultura Kabupaten Jayapura. Pelatihan digelar di aula Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (30/8).
Pelatihan IT tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa Kostratani akan menjadi pusat dari gerakan pembangunan pertanian, data dan informasi pertanian, pembelajaran demo tanam (Demplot) dan sekolah lapang sehingga dapat mengawal program-program utama Kementan.
"Targetnya, pembaharuan data pertanian secara kontinyu dan berkesinambungan. Kementan berupaya menggali potensi lokal dari desa hingga kecamatan atau bottom up untuk dirumuskan pemerintah pusat mengacu pada daya dukung pertanian setiap BPP," kata Mentan Syahrul dalam berbagai kesempatan bertemu petani dan penyuluh.
Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) tiada henti mengingatkan bahwa pertanian identik dengan sawah, kebun, ladang yang semuanya ada di desa yang kesemuanya berada di bawah binaan penyuluh. Artinya, kebangkitan pertanian harus dimulai dari pembangunan SDM pertanian khususnya penyuluh pendamping petani.
“Pembangunan bukan dari kabupaten. Bukan provinsi. Apalagi di Jakarta. Harus dimulai dari sawah, kebun dan ladang. Semuanya di bawah kendali dan koordinasi BPP di kecamatan, maka BPP harus menjadi pusat gerakan pembangunan," kata Dedi.
Menurutnya, Kementan bergegas melakukan transformasi BPP menjadi BPP Model KostraTani secara bertahap hingga 2021. “Negara kita sangat luas, perlu IT untuk menembus ruang dan waktu. Saat ini kita bisa terhubung langsung ke Papua dan Aceh, maka BPP harus diperkuat dengan IT dan terhubung dengan AWR di Kementan," katanya.
Dukungan manajemen digulirkan Sekretariat BPPSDMP sebagai penyedia logistik KostraTani, Sekretaris Badan PPSDMP, Siti Munifah meminta jajarannya bekerja keras. Sekretariat BPPSDMP harus gerak cepat mencapai target Mentan. Kawal terus terutama terkait manajemen termasuk monitoring dan evaluasi untuk memastikan instruksi Kabadan SDM terlaksana dengan baik.
“Pusluhtan melakukan pengawalan dan pendampingan terhadap penyuluh juga menyiapkan jenis pelatihan berikut metode. Namun tidak bisa dilepas begitu saja, harus didukung kegiatan pemantauan, evaluasi dan bimbingan lanjutan agar hasilnya maksimal," kata Siti Munifah.
Sementara pihaknya, kata Siti, juga akan melakukan perannya terutama menyusun tolok ukur melalui petunjuk teknis untuk pelaksanaan kegiatan. “Kegiatan ini harus operasional dan dipastikan output-nya terukur dengan baik. Tim penyedia logistik juga harus bekerja ekstra menyiapkan segala sesuatunya," ungkapnya.