REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Kepala Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan (FDA) Amerika Serikat bersedia mempercepat vaksin Covid-19 selekas mungkin, seperti dilaporkan Financial Times dalam wawancara yang dirilis pada Ahad.
Komisaris FDA, Stephen Hahn, mengatakan badan tersebut bersedia merestui satu vaksin sebelum uji klinis tahap tiga selesai, selama para pejabat yakin bahwa manfaatnya lebih besar ketimbang risikonya, menurut media tersebut.
Tanpa menyodorkan bukti, Presiden AS Donald Trump Sabtu lalu menuding anggota yang disebut deep state (jaringan rahasia di kalangan pejabat) yang bekerja di FDA mempersulit upaya untuk menguji vaksin Covid-19 guna menunda hasilnya sampai setelah pemilu presiden 3 November.
Sehari kemudian, FDA memberikan "otorisasi penggunaan darurat" pengobatan Covid-19, yang menggunakan plasma darah dari pasien sembuh. "Otorisasi penggunaan darurat kami beda halnya dengan persetujuan penuh," kata Hahn kepada FT, menambahkan bahwa keputusannya bukan karena tekanan politik.
"Ini akan menjadi keputusan data, sains, dan medis. Ini bukan keputusan politik," tegas Hahn, menurut laporan tersebut.
Menurut Hahn, cara paling aman agar vaksin tersedia untuk digunakan sebelum uji klinis tahap tiga selesai, yang akan melibatkan ribuan pasien dan membutuhkan waktu bertahun-tahun, adalah dengan mengeluarkan otorisasi darurat agar digunakan oleh kelompok tertentu daripada menunggu persetujuan penuh, FT melaporkan.