Senin 31 Aug 2020 11:25 WIB

Wapres Singgung Minimnya Pekerja Lulus Pendidikan Tinggi

Hanya 14,22 juta orang atau 10,3 persen pekerja merupakan lulusan perguruan tinggi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Wakil Presiden Ma'ruf Amin
Foto: Dok. KIP/Setwapres
Wakil Presiden Ma'ruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, jumlah penduduk Indonesia yang melanjutkan ke pendidikan tinggi masih terbatas. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari 137,90 juta penduduk usia 15 tahun yang bekerja dan data angkatan kerja Februari 2020 hanya sekitar 14,22 juta orang atau hanya 10,3 persen yang merupakan lulusan perguruan tinggi.

Karena itu, ia berharap generasi muda yang berkesempatan melanjutkan pendidikan tinggi dapat menjadi agen perubahan di lingkungannya. "Saya berharap Sahabat Atma dapat menjadi agen perubahan dan role model di lingkungan masyarakat melalui penerapan ilmu, pengetahuan, dan keteladanan," ujar Ma'ruf dalam sambutan kegiatan pengenalan Kampus Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya bertema 'Membangun Kepedulian, Merajut Kebhinekaan', Senin (31/8).

Baca Juga

Ma'ruf mengingatkan, variabel utama masa depan bangsa sangat dipengaruhi oleh disrupsi di semua sektor kehidupan. Apalagi dengan menguatnya pemanfaatan kecerdasan buatan, penggunaan big data, dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

Ini akan menyebabkan pembangunan tidak lagi linear, tapi bersifat eksponensial yang berkembang secara pesat. Karena itu, ilmu pengetahuan dan teknologi harus mampu memberikan nilai tambah sumber daya yang dikelola.

"Kecerdasan buatan menjadi jalan keluar agar negara tidak sekedar menjadi pasar melainkan juga sebagai pelaku dari Revolusi Industri 4.0, juga dapat dimanfaatkan untuk menemukan model pengembangan bisnis baru," ungkapnya.

Karena itu, pendidikan dan pengetahuan menjadi modal dasar bagi suatu bangsa untuk memiliki daya saing, unggul secara kompetitif dan komparatif, mandiri, dan menjadi bangsa yang tidak tergantung kepada negara lain. Begitu juga, dunia kampus diharapkan peran strategisnya dalam pembangunan melalui berbagai pengembangan konsep, riset, dan inovasi.

Selain itu, kata Ma'ruf, kerja sama dengan berbagai pihak terkait harus terus dilakukan dalam berbagai bidang untuk menghasilkan karya-karya terbaik bangsa.

"Eksistensi kampus sebagai pusat keunggulan (center of excellence) diharapkan selalu memberikan kontribusi dan partisipasi nyata dalam proses pembangunan. Seluruh civitas akademika harus terlibat dan menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya mencerdaskan bangsa," ungkapnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement