REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner mengatakan dia akan terus mengupayakan perdamaian negara-negara Arab dan Muslim dengan Israel. Menurut dia, tercapainya kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) merupakan sebuah kemajuan besar.
Kushner mengungkapkan, empat tahun lalu, mertuanya, yakni Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberinya tugas untuk mengupayakan terciptanya perdamaian di Timur Tengah. Dia mengaku telah bekerja sepenuh hati dan memberikan semua upayanya untuk mewujudkan hal tersebut.
"Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Tapi Abraham Accords (kesepakatan normalisasi Israel-UEA) adalah langkah maju yang besar," kata Kushner di sela-sela kunjungannya ke Israel pada Ahad (30/8), dikutip laman Times of Israel.
Kushner mengatakan, sebagai seorang cucu dari dua orang yang selamat dari Holocaust (pembantaian Yahudi era Perang Dunia II), berperan dalam pembuatan kesepakatan normalisasi merupakan hal berarti baginya. "Kami akan terus mengejar perdamaian antara Israel, tanah air alkitabiah orang-orang Yahudi, dan tetangga Arab serta Muslim-nya, dan saya tidak pernah lebih berharap tentang perdamaian," ucapnya.
Saat berada di Israel, Kushner sempat bertemu dengan Presiden Israel Reuiven Rivlin. Sama seperti Kushner, dia meminta negara-negara Arab mengikuti langkah UEA dan melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
"Saya menyerukan kepada negara-negara Arab dan Muslim lainnya untuk mengikuti jalan persahabatan ini dan membangun hubungan yang penuh serta hangat dengan Israel. Perdamaian antara bangsa dan rakyat, perdamaian untuk perdamaian," kata Rivlin.
Israel dan UEA berhasil mencapai kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik pada 13 Agustus lalu. Hal tersebut tercapai dengan bantuan mediasi AS. Itu merupakan kesepakatan damai pertama Israel dengan negara Arab dalam 26 tahun.
Menurut Putra Mahkota UEA Sheikh Mohammad bin Zayed Al Nahyan kesepakatan normalisasi itu sengaja dibuat untuk membuat Israel menghentikan aneksasi terhadap wilayah Palestina. Di bawah kesepakatan dengan UEA, Israel memang sepakat menangguhkan rencana aneksasi Tepi Barat.
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menegaskan bahwa rencana tersebut tak sepenuhnya disingkirkan. Netanyahu mengatakan akan tetap menjalin koordinasi dengan AS perihal pencaplokan Tepi Barat.