REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Pada Senin (31/8) pagi waktu setempat, Israel didampingi Amerika Serikat akan bertandang ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) untuk membicarakan kelanjutan kesepakatan normalisasi. Penerbangan El Al 971 akan menjadi penerbangan pertama yang membawa delegasi tingkat tinggi Israel dan Amerika Serikat selama dua hari.
Seperti dilansir Times of Israel, penerbangan El Al 971 akan berangkat dari Bandara Ben Gurion pada Senin pagi. Ini adalah sejarah sebagai penerbangan komersial pertama dari Israel ke UEA untuk merumuskan kesepakatan normalisasi yang baru saja disepakati antara Yerusalem dan Abu Dhabi.
Menurut Asosiasi Pilot Maskapai Israel yang merilis peta tentatif rute 971, penerbangan akan lepas landas pada pukul 10.30 dari Tel Aviv, dan mendarat pada pukul 15.05 di Abu Dhabi. Asosiasi pilot juga menunjukkan bahwa pesawat dijadwalkan untuk melintasi wilayah udara Arab Saudi.
Namun, Asosiasi pilot menekankan bahwa rute tersebut masih belum final. "Sejauh pengetahuan kami masih belum disetujui oleh Saudi," ujar asosiasi tersebut dalam rilisnya Ahad malam.
Sejak 2018 Arab Saudi telah mengizinkan penerbangan Air India ke Israel untuk menggunakan wilayah udaranya. Namun tidak dengan maskapai penerbangan Israel yang harus mengambil jalan memutar yang panjang melalui Laut Merah.
Jika Riyadh memang mengizinkan El Al untuk menggunakan wilayah udaranya seperti yang disarankan beberapa laporan, maka perjalanan akan memotong waktu penerbangan sekitar lima jam, menjadi lebih dari tiga jam. Mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, Channel 12 mengatakan Arab Saudi telah mengizinkan penggunaan wilayah udaranya setelah menerima permintaan dari Washington dan hanya setuju untuk melakukannya karena delegasi tingkat tinggi Amerika akan berada di pesawat.
Meski Israel dan Arab Saudi tidak memiliki hubungan formal, tetapi dua negara ini diyakini bekerja sama secara erat.
Nomor penerbangan LY971 mengacu pada kode panggilan internasional UEA. Penerbangan kembali ke Bandara Internasional Ben Gurion pada Selasa akan diberi nomor LY972, kode panggilan internasional Israel.
El Al juga melukis logo perdamaian dalam bahasa Arab, Inggris, dan Ibrani pada penerbangan 971-nya. Pada Ahad sebelum keberangkatannya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjamu pejabat senior Amerika yang menjadi perantara kesepakatan bersejarah antara Israel dan UEA.
Pada 13 agustus lalu, Israel dan UEA mengumumkan kedua negara membangun hubungan diplomatik penuh dalam kesepakatan yang ditengahi Amerika Serikat yang mengharuskan Israel untuk menangguhkan rencananya untuk mencaplok bagian Tepi Barat. UEA adalah negara Arab ketiga yang setuju untuk menjalin hubungan resmi dengan Israel, setelah Mesir dan Yordania.
Pejabat Israel dan Amerika telah menyatakan harapan bahwa negara-negara Teluk Arab lainnya akan segera mengikuti, dengan hubungan yang didasarkan pada kepentingan komersial dan keamanan bersama, dan permusuhan bersama mereka terhadap Iran.