Senin 31 Aug 2020 13:14 WIB

Wardah Siap Masuk Pasar Thailand dan Turki

Rencana ini akan berjalan setelah pembatasan perjalanan Covid-19 dicabut

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Gita Amanda
Pendiri PT Paragon Technology and Innovation, Nurhayati Subakat, mengatakan Thailand dan Turki akan menjadi targetnya untuk wilayah Asia Tenggara dan Timur Tengah.
Foto: REPUBLIKA
Pendiri PT Paragon Technology and Innovation, Nurhayati Subakat, mengatakan Thailand dan Turki akan menjadi targetnya untuk wilayah Asia Tenggara dan Timur Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah untuk pertama kalinya melebarkan sayap memasuki pasar Malaysia pada 2017, perusahaan kosmetik halal Indonesia, Wardah, Make Over dan Emina mengatakan siap untuk menjelajah lebih jauh ke kancah luar negeri.

Pendiri PT Paragon Technology and Innovation, Nurhayati Subakat, mengatakan Thailand dan Turki akan menjadi targetnya untuk wilayah Asia Tenggara dan Timur Tengah. Rencana ini akan berjalan setelah pembatasan perjalanan Covid-19 dicabut dan personel inti perusahaan dapat mengambil peran baru mereka untuk dua negara ini.

“Beberapa pengusaha pengecer sudah membawa dan menjual produk kami di Timur Tengah. Tetapi mereka tidak membeli secara langsung atau resmi dari kami. Jadi dari segi brand kami cukup optimis," kata Nurhayati dilansir di Salaam Gateway, Senin (31/8).

Perusahaan juga disebut akan menyesuaikan penawarannya untuk berbagai wilayah, agar disesuaikan dengan selera dan iklim lokal.

Wardah merupakan merek andalan Paragon Technology dan salah satu nama kosmetik paling populer di Indonesia. Nurhayati mengatakan, tujuannya adalah menjadikan Wardah masuk sebagai lima merek global teratas pada tahun 2023.

Paragon Technology memiliki target menjaga momentum pertumbuhannya dengan merilis 200 produk baru setiap tahun hingga 2023. Utamanya produk-produk di segmen yang masih berjuang untuk menjadi pemain utama, termasuk pembersih muka, sampo dan sabun.

Nurhayati juga menyebut Paragon Technology terpaksa mempercepat transformasi digitalnya karena pandemi Covid-19. Saat ini, perusahaannya sedang memperluas saluran digital melalui kolaborasi e-commerce.

Sebelum pandemi, penjualan daring yang diraih perusahaan ini tidak pernah melebihi lima persen dari saluran distribusinya. Namun untuk saat ini, mereka ingin meningkatkan menjadi lebih dari 50 persen melalui pengecer.

Lockdown dan pembatasan pergerakan akibat Covid-19 disebut berdampak pada kinerja perusahaan pada kuartal kedua. Meski demikian, Nurhayati menyebut penjualan berangsur pulih.

"Kami meluncurkan beberapa produk baru dan konsumen merespon dengan baik. Ini menunjukkan masyarakat masih peduli dengan perawatan pribadinya," ujarnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement