Senin 31 Aug 2020 14:20 WIB

Korsel Terapkan Aturan Baru Jarak Sosial demi Tekan Covid-19

Korsel menghadapi gelombang kedua wabah Covid-19.

Red: Nur Aini
Orang-orang yang memakai masker wajah untuk membantu melindungi dari penyebaran virus corona di seberang jalan di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 27 Agustus 2020. Korea Selatan melaporkan lebih dari 400 kasus baru virus corona, total satu hari tertinggi dalam beberapa bulan , membuat pembatasan seperti penguncian tampak tak terhindarkan karena transmisi lepas kendali.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Orang-orang yang memakai masker wajah untuk membantu melindungi dari penyebaran virus corona di seberang jalan di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 27 Agustus 2020. Korea Selatan melaporkan lebih dari 400 kasus baru virus corona, total satu hari tertinggi dalam beberapa bulan , membuat pembatasan seperti penguncian tampak tak terhindarkan karena transmisi lepas kendali.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Lembaga pendidikan swasta ditutup untuk pertama kalinya dan lalu lintas di ibu kota Korea Selatan tampak lebih sepi pada Senin (31/8), di hari pertama penerapan aturan jarak sosial lebih ketat yang dirancang untuk menghentikan gelombang kedua wabah virus corona.

Korea Selatan mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Jumat untuk membatasi pengoperasian restoran, kedai kopi, dan apa yang disebut sekolah-sekolah persiapan masuk perguruan tinggi di wilayah metropolitan Seoul. Gereja, klub malam, dan sebagian besar sekolah umum telah ditutup.

Baca Juga

Keputusan itu diambil setelah aturan pembatasan sebelumnya pada pergerakan gagal mencegah gelombang kedua infeksi virus corona muncul di gereja, kantor, panti jompo, dan fasilitas medis. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan 238 kasus baru pada Minggu tengah malam, sebagian besar terjadi di Seoul dan wilayah sekitarnya, kasus harian tiga digit yang terjadi 18 hari berturut.

Tampak lebih sedikit mobil dan orang-orang di jalan-jalan Seoul selama jam sibuk pagi hari saat lebih banyak perusahaan mendorong karyawan untuk bekerja dari rumah.

"Saya mulai bekerja dari rumah hari ini karena perusahaan mengizinkannya untuk pertama kalinya karena jumlah kasus terus melonjak," kata Oh Yun-mi, 36, yang bekerja di sebuah perusahaan manufaktur.

Seorang pekerja kantoran berusia 40 tahun yang hanya memberikan nama belakangnya Cho mengatakan waktu perjalanannya ke kantor terpangkas sekitar sepertiga. Lembaga pendidikan swasta atau kursus yang diselenggarakan setelah jam sekolah, yang beroperasi seperti biasa pada Maret selama gelombang pertama infeksi virus corona di Korea Selatan, kini ditutup.

Ada 25.000 sekolah persiapan perguruan tinggi di Seoul dan secara nasional tiga dari empat anak - dari kelas 1 hingga kelas 12 - mengikuti kelas-kelas seperti itu. Pemerintah telah memangkas jumlah karyawan di kantor publik, sementara banyak perusahaan, termasuk raksasa teknologi Samsung Electronics, LG dan SK Hynix, telah memperluas atau mengaktifkan kembali kebijakan kerja dari rumah.

Makan di tempat di restoran, pub, dan toko roti di area Seoul dilarang setelah pukul 9 malam hingga Minggu, sementara jaringan kedai kopi dibatasi untuk hanya melayani pesanan antar atau dibawa pulang. Korea Selatan telah melaporkan total infeksi sebanyak 19.947 dan 324 kematian akibat Covid-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona baru.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement