REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengatakan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa penguatan aliansi kedua negara akan dipertahankan. Juru bicara pemerintahan Jepang menegaskan, kondisi itu akan tetap berjalan meski Abe telah melepaskan masa jabatannya, Senin (31/8).
"Dia ingin Presiden Trump yakin karena kebijakan yang mendukung aliansi Jepang-AS akan tetap tidak berubah," kata Wakil Kepala Sekretaris Kabinet, Akihiro Nishimura.
Nishimura berbicara kepada wartawan setelah panggilan telepon selama 30 menit antara Abe dan Trump pada Senin pagi di Jepang. Abe mengatakan kepada Trump bahwa Jepang ingin bekerja sama secara erat dengan AS karena sedang menyusun strategi pertahanan rudal baru.
Jepang pada Juli mengambil langkah untuk memperoleh senjata yang dapat menyerang Korea Utara. Keputusan itu terjadi setelah komite partai yang berkuasa menyetujui proposal untuk mempertimbangkan kemampuan serangan guna menghentikan serangan rudal balistik.
Sedangkan, juru bicara Gedung Putih, Judd Deere, bahwa Trump mengatakan kepada Abe bahwa dia telah melakukan pekerjaan yang fantastis. Hubungan antara kedua negara mereka lebih kuat dari sebelumnya.
"Presiden menyebut Perdana Menteri Abe sebagai perdana menteri terbesar dalam sejarah Jepang," kata Deere.
Kantor berita Jiji melaporkan, Partai Demokrat Liberal yang berkuasa akan memberikan suara pada 14 September untuk pemimpin baru menggantikan Abe. Abe mengumumkan mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri karena kesehatan yang buruk pada Jumat (28/8). Dia harus harus mengakhiri masa jabatannya sebagai perdana menteri terlama di Jepang akibat pertempuran yang telah lama dengan masalah kolitis ulserativa.