Senin 31 Aug 2020 14:24 WIB

Menkes Sebut Nakes Kurang Disiplin, Begini Tanggapan IDI

IDI juga mendorong agar rumah sakit melakukan pemeriksaan PCR.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: A.Syalaby Ichsan
Tenaga kesehatan RSUP M Djamil mengikuti pengambilan sampel swab, Jumat (28/8)
Foto: Republika/Febrian Fachri
Tenaga kesehatan RSUP M Djamil mengikuti pengambilan sampel swab, Jumat (28/8)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menanggapi komentar Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto terkait penyebab meninggalnya tenaga kesehatan (nakes) selama penanganan Covid-19. Terawan menyebut bahwa tingginya jumlah nakes akibat Covid-19 lantaran kurang disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Kita semua sebaiknya melakukan upaya semaksimal mungkin agar nakes terlindungi dengan baik tanpa mempermasalahkan siapapun karena ini suasana pandemi yang serba darurat dan emergensi," kata Ketua Pengurus Besar IDI Daeng Faqih kepada Republika di Jakarta, Senin (31/8).

Dia mengatakan, IDI telah berkoordinasi dengan satuan tugas penanganan Covid-19 dan Kementerian agar ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) dijaga dengan baik. Menurut dia, rumah sakit juga diminta melakukan penjadwalan jaga petugas kesehatan agar mereka tidak kelelahan sehingga beresiko tertular.

Daeng meneruskan, rumah sakit supaya memberlakukan kebijakan khusus terhadap petugas kesehatan yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta dan berisiko tinggi. Dia meminta agar praktik mereka sangat dibatasi atau tidak praktik sama sekali untuk sementara waktu.

Dia mengatakan, IDI juga mendorong agar rumah sakit melakukan pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) secara rutin kepada petugas kesehatan. Dia mengungkapkan, hal tersebut dibutuhkan agar para nakes terpantau ketat dan tidak terjadi penularan luas di rumah sakit.

"Semua pihak seharusnya bergotong royong untuk men-support rumah sakit agar mampu melaksanakan empat hal di atas," kata Daeng lagi.

Pada saat yang bersamaan, dia mengatakan, IDI berduka atas meninggalnya nakes yang kini telah mencapai angka 100 orang. Dia berharap agar perjuangan mereka dapat menjadi ilham dan tauladan bagi masyarakat agar komitmen menjalankan pengabdian kepada kemanusiaan.

"Sejawat dokter yang gugur dalam penanganan Covid-19 sudah mencapai 100 orang. Demikian juga petugas kesehatan lainnya yang gugur juga bertambah," katanya.

Sebelumnya, Menkes Terawan menilai para nakes kurang disiplin dalam menegakan protokol kesehatan sehingga tertular virus SARS-CoV-2 alias Covid-19. Terawan  menjelaskan, kunci dari memutus rantai penularan Covid-19 adalah kalau semua orang memakai masker dan menjaga jarak.

Dia mengatakan, risiko penularan turun mendekati 1,5 persen jika seseorang memakai masker. Mantan kepala rumah sakit pusat angkatan darat Gatot Soebroto itu melanjutkan, risiko penularan bertambah menjadi nop persen jika ditambah jaga jarak.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement