REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI — Departemen Pengembangan Masyarakat di Abu Dhabi (DCD) hari ini mengumumkan pembukaan kembali semua tempat ibadah bagi non-Muslim. Namun demikian, tetap ada protokol yang harus dipenuhi, termasuk kapasitas maksimal 30 persen jamaah pada satu waktu.
Keputusan itu berbarengan dengan aktivitas normal yang akan dibuka pemerintah setempat secara berkala. Utamanya, dengan memastikan pencegahan kesehatan dan keselamatan yang diperlukan.
Direktur Eksekutif Bidang Keterlibatan Masyarakat dan Olahraga di Departemen Pengembangan Masyarakat, Sultan Al Mutawa Al Dhaheri mengatakan, rencana pembukaan semua tempat ibadah adalah respon permintaan dari masyarakat.
‘’Dan itu ada dalam rangka menghormati agama mereka. Juga diputuskan untuk mengizinkan anak-anak memasuki tempat-tempat ibadah,’’ katanya Mengutip Emirates News Agency, Senin (31/8),
Dia menambahkan, jamaah lansia juga diperbolehkan memasuki tempat ibadah. Asalkan, tidak menderita penyakit kronis dan masuk sesuai aturan yang ditetapkan.
Al Dhaheri menambahkan, tata cara memasuki tempat ibadah juga telah disiapkan pihaknya. Hal itu untuk menjelaskan apa yang perlu dilakukan jamaah secara terorganisir. Namun demikian, dirinya menyatakan, seluruh kegiatan selain ibadah wajib, akan terus ditangguhkan.
Pihaknya, menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang ditunjukkan oleh tempat-tempat ibadah selama pandemi. Terlebih, ketika menjalankan komitmen dan tindakan pencegahan yang diambil oleh pemerintah.