REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak mendesak masyarakat untuk terus makan di luar. Sebab skema pemerintah yang memotong harga makanan di restoran akan segera berakhir pada bulan ini.
Inisiatif yang bernama “Eat out to Help Out" dirancang untuk membantu sektor kuliner dan pariwisata, salah satu sektor yang paling terpukul pandemi virus korona. "Skema ini mengingatkan kami mengapa kami sebagai bangsa sangat senang makan di luar dan saya mendesak warga untuk menjaga momentum ini untuk terus membantu pemulihan perekonomian kami," kata Sunak dalam pernyataannya, Senin (31/8).
Skema ini menawarkan potongan harga hingga 50 persen makanan di restoran yang berpartisipasi selama tiga hari pertama dalam satu pekan. Maksimal harga makanannya sebesar 10 poundsterling. Pemerintah Inggris yang akan membayar sisanya.
"Saya ingin berterima kasih kepada warga yang kembali jatuh cinta pada restoran lokal mereka, pada para manajer yang menghabiskan berpekan-pekan untuk memastikan restoran mereka aman," kata Sunak.
Berdasarkan situs pemesanan meja restoran Open Table, skema ini sangat populer. Sudah 64 juta piring makanan yang dimakan selama skema ini berlaku sejak 27 Agustus lalu. Data Open Table menunjukkan rata-rata jumlah meja yang dipesan pada Senin hingga Rabu pekan ini naik 95 persen jika dibandingkan tahun lalu.
"Saya berterima kasih dan para chef, pelayan di seluruh negeri yang telah bekerja tanpa kenal lelah, terkadang melayani lebih banyak pelanggan dari sebelumnya, membantu melindungi 1,8 juta pekerjaan di sektor hospitalitas," tambah Sunak.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberlakukan karantina nasional sejak Maret lalu. Kementerian Keuangan mengatakan pada April lalu sekitar 80 persen perusahaan hospitalitas berhenti beroperasi.
Pandemi virus corona memaksa sektor tersebut memberhentikan 1,4 juta pekerjanya. Sejumlah restoran waralaba mengatakan mereka akan melanjutkan diskon pemerintah hingga September.