REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Teleskop Hubble kembali mengungkap foto yang menakjubkan. Hubble menangap pita oranye yang merupakan sisa-sisa bintang mati yang meledak dalam supernova sekitar 10.000 hingga 20.000 tahun lalu.
Dari sudut pandang kita di Bumi ini, bintang yang meledak itu pernah berada di konstelasi utara Cygnus, alias The Swan. Foto itu menangkap sepotong gelombang ledakan seperti pita, yang terletak sekitar 2.400 tahun cahaya.
Dilansir di Mashable, Senin (31/8), posting NASA mengenai hal ini mencatat bahwa gelombang penuh telah menutupi area 36 kali lebih besar dari bulan purnama. Untuk konteksnya, Bumi sekitar empat kali lebih besar dari bulan. Jadi itu gelombang ledakan yang cukup besar.
Bintang yang meledak jauh lebih besar dari matahari kita, sekitar 20 kali ukurannya. Itulah salah satu cara terjadinya supernova: Ketika sebuah bintang masif mati, artinya setidaknya lima kali lebih besar dari Matahari kita, hal itu memicu ledakan yang mengirimkan materi bintang meluncur ke luar.
Dalam ribuan tahun sejak bintang khusus ini mengucapkan selamat tinggal, gelombang ledakan yang dipancarkannya telah meluas hingga 60 tahun cahaya.
Penampilan seperti pita adalah hasil dari interaksi materi yang dikeluarkan dan materi antarbintang dengan kepadatan rendah yang tersapu oleh gelombang kejut.
Dalam istilah yang lebih sederhana: Benda-benda yang dilepaskan oleh bintang yang meledak bercampur dengan gas dan debu yang melayang di angkasa memberi kita pita luar angkasa yang sangat besar dan indah.