REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono menyampaikan kronologi santri terpapar virus corona atau Covid-19 di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur. Kemenag juga menyampaikan santri yang positif Covid-19 dirawat secara maksimal.
Berdasarkan laporan dari Kantor Kemenag Banyuwangi, Waryono menceritakan, sejak awal Agustus 2020, beberapa santri Pondok Pesantren Darussalam Blokagung banyak yang mengeluh sakit. Selama 10 hari jumlahnya terus bertambah.
"Pihak pesantren kemudian mengisolasi mereka di dua lokasi yang berbeda," kata Waryono kepada Republika, Senin (31/8).
Dia mengatakan, untuk santri putri di rusunawa dan santri putra di bangunan SD. Karena banyak yang sakit, sebagian santri memilih untuk pulang. Namun, sebelum pulang mereka diwajibkan melakukan rapid tes di Puskesmas terdekat rumah mereka.
Pada Jumat (14/8) pagi, hasil rapid tes satu santri di daerah Kabat dinyatakan reaktif Covid-19. Di hari yang sama ada dua santri di daerah Tampo, Tembokrejo dan Muncar juga dinyatakan reaktif Covid-19.
Pihak Puskesmas kemudian melaporkan ke Dinas Kesehatan Banyuwangi. Selanjutnya diketahui kesamaan jika tiga santri tersebut berasal dari Pesantren Darussalam Blokagung.
"Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi lalu berkoordinasi dengan pihak pondok pesantren pada Sabtu 15 Agustus 2020. Pada Ahad 16 Agustus 2020 dilakukan rapid tes massal di Pesantren Darussalam Blokagung," ujarnya.
Waryono menyampaikan, totalnya ada 502 santri yang mengikuti rapid tes pada Ahad (16/8). Dari 502 santri putra dan putri, sebanyak 30 persen adalah hasil tracing dari tiga santri yang reaktif Covid-19 dari hasil tes di Puskesmas. Sementara 70 persen adalah santri yang hari itu sakit dan menjalani isolasi di pondok pesantren.
Pada Ahad (16/8) sore diketahui ada 92 santri putri dinyatakan reaktif Covid-19. Di malam harinya pihak pondok pesantren langsung melakukan isolasi pada 92 santri putri tersebut.
Langkah Pondok Pesantren
Dikatakan Waryono, ada beberapa langkah yang diambil pondok pesantren. Di antaranya, santri positif Covid-19 dengan gejala agak berat langsung dipisahkan dengan santri positif Covid-19 tanpa gejala
"Santri yang hasil tes swabnya negatif juga dipisahkan. Sementara santri positif tanpa gejala isolasi mandiri," kata Waryono.
Dia menyampaikan, saat ini ada tiga tempat isolasi yakni untuk santri putra yang sakit, santri putri yang sakit, dan untuk santri hasil tes yang reaktif. Untuk satu kamar di isi dua sampai tiga santri.
"Dari 92 santri putri yang reaktif, semua adalah orang tanpa gejala dan hasil tracing dari tiga rekannya yang reaktif," jelasnya.
Waryono menerangkan, mereka kemudian dijadwalkan untuk tes swab pada Selasa (18/8) pagi di dua RS Pemerintah. Sementara satu santri dijemput orang tuanya dan mendapatkan penanganan dari Puskesmas.
Pada Rabu (19/8) pagi terkonfirmasi ada dua orang santri yang positif Covid-19 dan mereka langsung dievakuasi ke ruang isolasi di RS. "Lalu pada Rabu malam, terkonfirmasi ada dua santri positif dan mereka juga dievakuasi ke RS untuk mendapatkan perawatan pada Kamis siang," jelasnya.
Hingga Kamis (21/8) ada enam santri Pesantren Darussalam Blokagung yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan dirawat di RS. "Sejak diketahui adanya enam santri positif Covid-19, Dinas Kesehatan melakukan koordinasi dengan pengurus pondok pesantren untuk antisipasi langkah-langkah penangan," kata Waryono.
Kemudian pihak pondok pesantren bersedia memfasilitasi santri yang positif Covid-19 di salah satu gedung di dalam pondok pesantren. Ini memungkinkan karena mengacu pada Peraturan Menteri kesehatan bahwa bagi pasien yang tidak bergejala dan mengalami gejala ringan diperbolehkan melakukan isolasi mandiri, bisa di rumah atau di lingkungannya.
Selanjutnya Tim Gugus Tugas Covid-19 menurunkan lima tim. Di antaranya tim pemeriksa kesehatan, tim tracing, tim Swab, tim trauma healing, dan tim disinfeksi. Seluruh Tim sudah melaksanakan seluruh tugasnya.
"Bantuan dari Gugus Tugas (Covid-19) dan dari masyarakat Banyuwangi berupa bahan makanan, minuman herbal, susu, dan vitamin, serta suplemen kesehatan bagi santri dalam perawatan," jelas Waryono.
Dia mengatakan, proses peningkatan imun bukan hanya diberikan kepada santri yang diisolasi. Tapi juga diberikan kepada santri-santri sehat yang berada di dalam pesantren.