REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sekitar 105 hektare lahan sawah di Kabupaten Lebak, Banten berhasil diselamatkan dari kekeringan dan kegagalan panen. Hal ini berkat penyaluran bantuan pompa air dari pemerintah setempat.
"Kami merasa senang tanaman padi itu bisa dipanen pada Oktober mendatang,karena teraliri pasokan air," kata Ketua Kelompok Tani Sukabungah Desa Tambakbaya Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Ruhyana, Senin (31/8).
Dia mengatakan, petani sudah tidak mengkhawatirkan lagi areal persawahanya mengalami kekeringan akibat musim kemarau yang terjadi sejak awal Agustus 2020. Penyaluran bantuan pompa kapasitas 30 PH dapat menyedot air permukaan Sungai Ciujung hingga mengaliri seluas 105 hektare.
Saat ini, tanaman padi usia rata-rata 30 hari setelah tanam (HST) dan panen dipastikan Oktober mendatang. Mereka petani di Desa Tambakbaya Kabupaten Lebak dapat terantisipasi dengan adanya bantuan pompa air tersebut.
"Kami mengoperasikan pompa air itu disetujui petani dengan biaya Rp 1 juta/hektare untuk membeli bahan bakar solar," katanya.
Ia mengatakan, saat ini, petani di wilayahnya menjadikan klaster pertanian pangan dengan luas 100 hektare dan tiga kali musim panen selama setahun. Petani di sana mampu tiga kali musim panen, karena adanya bantuan pompa dan bisa menyedot air permukaan Sungai Ciujung.
Para petani mengoperasikan pompa itu saat terjadi kekeringan akibat memasuki kemarau, sehingga tanaman padi bisa diselamatkan hingga dipanen. "Kami sangat terbantu adanya bantuan pompa itu dan hingga menghasilkan panen," katanya menjelaskan.
Rohman, petani di Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, mengaku, dirinya merasa lega setelah adanya bantuan pompa sehingga tanaman padi seluas lima hektarenya bisa terselamatkan dari kekeringan. Saat ini, kata dia, tanaman padi berusia 35 hari setelah tanam tumbuh subur karena mendapat pasokan air sungai yang disedot oleh pompa air tersebut.
"Kami berharap tanaman padi itu bisa dipanen," ujarnya.