REPUBLIKA.CO.ID, DOHA – Forum Penulis Qatar menjadi tuan rumah bagi agenda kelompok intelektual baru untuk bertukar pengalaman dan membuka jembatan komunikasi antara Qatar dan Palestina. Forum tersebut merupakan bagian dari inisiatif di bawah pengawasan dan manjemen penulis Mona Babetty.
Agenda itu dihadiri Direktur Program Forum Saleh Gharib dan penyair Mohamed Ibrahim al-Sada dari Qatar, dan dari Palestina, jurnalis Tamer al-Mashal, penulis Tayseer Mohsen dan jurnalis Ahmad Fateh Qudeih sebagaimana dilansir di Gulf Times, Senin (31/8).
Penyair asal Qatar, Mohamed Ibrahim al-Sada menuturkan, Palestina sedang mengalami masa-masa sulit dan mungkin ini yang paling sulit karena adanya persekongkolan melawan Palestina. Dia menekankan bahwa ada kesombongan dan kecerobohan dalam upaya internasional memulihkan hak rakyat Palestina.
Wartawan Palestina Tamer al-Mashal mengatakan, persoalan yang dialami Palestina telah bersemayam di hati saudara-saudara Arab dan Muslim serta orang-orang bebas di dunia. Palestina, pada gilirannya pun menaruh cinta dan hormat kepada mereka.
Al-Mashal menambahkan, penyebabnya bukan semata-mata Palestina, melainkan masalah setiap orang yang bebas dan terhormat. Nyala api perjuangan Palestina belum padam. Perjuangan atas tanah mereka termasuk untuk mendapatkan kembali hak-hak mereka yang dicuri di semua bidang akan terus dilakukan.
Penulis dan jurnalis Palestina Tayseer Mohsen menekankan bahwa konferensi dan pertemuan Arab harus membahas masalah-masalah Arab, terutama masalah yang paling sakral, yang merupakan perjuangan Palestina.
Jurnalis Palestina dari Gaza Ahmad Fateh Qudeih menjelaskan, pemuda Palestina memiliki tingkat kesadaran yang tinggi untuk terus berinovasi. Walaupun ada ada serangan sengit oleh entitas Israel dan kurangnya sumber daya akibat blokade yang diterapkan. Dia mengatakan, warga Gaza masih memiliki optimisme dan harapan.