REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koperasi dianggap salah satu soko guru perekonomian bangsa. Hanya saja belum sepenuhnya berperan dalam pemberdayaan masyarakat Indonesia.
Maka, Ketua Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Nasari Sahala Panggabean berharap, koperasi diberi kesempatan menyalurkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Ia mengatakan, saat ini jumlah koperasi mencapai 123 ribu dengan 23 juta anggota, sehingga dapat mempercepat penyerapan PEN.
Apalagi, berdasarkan survei Bank Dunia dan riset LIPI, sebanyak 72 persen masyarakat Indonesia mengakses layanan keuangan pertama kali melalui Koperasi. Kemudian sebanyak 87 persen dari jumlah tersebut atau sekitar 63 persen, tidak memperoleh layanan keuangan dari perbankan.
"Gerakan koperasi dapat diberi kesempatan berkiprah dalam penyaluran dana-dana tersebut. Mengingat jumlah koperasi saat ini 123 ribuan dan tersebar di seluruh pelosok negeri," ujar Sahala di Jakarta pada Senin (31/8).
Menurutnya, koperasi sangat berpotensi mempercepat proses penyaluran dana PEN. "Jadi perlu ditingkatkan partisipasinya," tutur dia.
Sebelumnya, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp 123,46 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) khusus sektor UMKM. Dana tersebut harus terserap maksimal hingga September.
Per 27 Agustus 2020, Kemenkop mencatat, penyerapan dana PEN KUMKM mencapai 45,76 persen. Itu berarti, telah disalurkan sebanyak Rp 56.503,22 miliar ke pelaksanaan program PEN sektor KUMKM.