Selasa 01 Sep 2020 12:12 WIB

Guru Terpapar Covid-19 di Surabaya Bertambah

Sebanyak 393 orang guru terpapar Covid-19, naik dari sebelumnya 137 guru.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Petugas kesehatan melakukan tes usap (swab test) kepada seorang guru (ilustrasi).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas kesehatan melakukan tes usap (swab test) kepada seorang guru (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Linmas Kota Surabaya Irvan Widyanto mengungkapkan adanya penambahan data guru jenjang SD dan SMP di Kota Pahlawan yang terpapar Covid-19. Jika sebelumnya ditemukan 137 guru yang terkonfirmasi positif Covid-19, sekarang bertambah menjadi 393 orang.

Penambahan guru yang terpapar Covid-19 tersebut diketahui setelah hasil tes swab yang dilakukan Pemkot Surabaya keluar. Irvan mengatakan, BPB Linmas Surabaya memang terus menggencarkan tes Covid-19, termasuk terhadap guru-guru. 

Baca Juga

Data terbaru sudah 3.882 orang guru jenjang SD dan SMP di Surabaya yang dilakukan tes swab. "Hasilnya yang sudah keluar sebanyak 3.082 spesimen, dengan 393 positif, 2.675 negatif, dan 12 spesimen invalid," ujar Irvan di Surabaya, Selasa(1/9).

Irvan mengatakan, tes swab untuk guru SD-SMP serta ibu hamil juga masih terus akan dilakukan dengan jadwal rutin. Khusus untuk para ibu hamil dilakukan tes di Gelanggang Olahraga (GOR) Pancasila. "Untuk tes swab para Guru SD dan SMP difokuskan di Laboratoriun Kesehatan Daerah (Labkesda). Tes masih terus berlangsung," ujarnya. 

Irvan mengatakan, sesuai perintah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, para guru SD dan SMP hingga saat ini diminta bekerja dari rumah (WFH). Sambil petugas menuntaskan tes swab lanjutan terhadap guru-guru yang belum menjalaninya.

Menurut Irvan, tes massal pada guru ini sekaligus bagian dari pematangan persiapan bila nanti belajar tatap muka benar-benar dilakukan. Selain para guru, tes Covid-19 kemungkinan juga dilakukan pada para siswa. Namun itu dilakukan saat belajar tatap muka benar-benar dipastikan akan dimulai.

"Semua ini agar persiapan lebih matang, kita tidak terburu-buru memutuskan belajar tatap muka. Kami masih menyiapkan segala sesuatunya sehingga semuanya bisa terjamin keselamatannya bukan hanya murid tapi juga guru. Kalau tahapan tatap muka dimulai, para siswa dimungkinkan juga akan dilakukan tes swab," ujarnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement